Senin, 12 Mei 2025

SITUATION REPORT 12 Mei 2025, 21.30 WIB


_Topik: Eskalasi Konflik Israel-Gaza, Gagalnya Strategi Netanyahu, Perkembangan India-Pakistan, dan Manuver Diplomatik AS-Iran_

*1. Gaza dan Israel: Kegagalan Strategis IDF dan Peningkatan Kapabilitas Hamas*

        • Sumber militer Israel melaporkan bahwa IDF meninggalkan lebih dari 3.000 amunisi aktif yang tidak meledak (unexploded ordnance) di Jalur Gaza, kini dimanfaatkan oleh Hamas.

        • Salah satunya, bom seberat 1 ton (MK84) berhasil digunakan pejuang Palestina untuk menghancurkan unit IDF, menciptakan efek psikologis dan strategis besar.

        • Jenderal cadangan Israel Ze'ev menyatakan bahwa Hamas telah meningkatkan kemampuan tempurnya secara signifikan. Peringatan ini juga sejalan dengan penilaian Kepala Staf IDF kepada PM Netanyahu tentang potensi "horror show" jika operasi darat terus diperluas.

        • Perbedaan prioritas antara militer dan Netanyahu mencolok: militer ingin memprioritaskan pembebasan sandera, sementara Netanyahu menempatkan "kemenangan militer" di atas segalanya.


*2. Video Sandera dan Krisis Internal Israel*

        • Hamas merilis video sandera Israel yang mengkritik perang dan menyalahkan Netanyahu secara langsung.

        • Efek video ini sangat besar: protes di dalam Israel meningkat drastis, publik mulai mempercayai narasi para sandera lebih dari pemerintah sendiri.

        • Video mengungkap bahwa sandera mengetahui perkembangan terkini, menunjukkan kemungkinan akses terhadap media/informasi.


*3. Front India-Pakistan: Gencatan Senjata dan Kemenangan Naratif Pakistan*

        • PM Pakistan Shehbaz Sharif mengumumkan kemenangan usai tercapainya gencatan senjata dengan India setelah eskalasi di Kashmir.

        • Pakistan mengklaim bahwa operasi "Strong Wall" (Bunyan Marsus) menggagalkan agresi India dan menampilkan kekuatan angkatan udaranya, termasuk peran drone Turki dan jet China J-10.

        • India dan Pakistan secara resmi mengonfirmasi gencatan senjata, meskipun insiden pelanggaran masih dilaporkan di wilayah Kashmir.


*4. AS, Netanyahu, dan Perundingan Iran*

        • Donald Trump sedang mendorong kesepakatan nuklir baru dengan Iran, meski mendapat tentangan kuat dari Benjamin Netanyahu.

        • Laporan dari Israel menyebut hubungan AS-Israel kini berada dalam "krisis terbuka".

        • Trump berusaha menjauhkan diri dari Netanyahu yang dianggap menghalangi kesepakatan damai, terutama terkait pembebasan sandera.


*5. Houthi dan Perubahan Posisi AS di Laut Merah*

        • Yaman (Ansarullah) tetap menyerang Israel, dan kini mengklaim berhasil memisahkan AS dari Israel dalam konteks Laut Merah.

        • Kapal induk AS seperti USS Harry S. Truman diduga mengalami kerusakan parah akibat serangan drone dan rudal.

        • AS secara tidak langsung menarik dukungan militernya dari Israel di Laut Merah, menunjukkan perubahan taktis yang signifikan.


*6. Iran: Diplomasi dan Deterrence Simultan*

        • Iran menyatakan tetap terbuka untuk perjanjian damai, namun tidak naif. Mereka merilis video pengintaian terhadap kapal induk AS di Laut Merah untuk menunjukkan kekuatan strategis.

        • Iran memperingatkan negara-negara Teluk: "jika AS menyerang kami, seluruh basis AS di wilayah Anda akan menjadi target."

        • Ini menciptakan "persamaan baru" di mana Iran menggabungkan diplomasi dengan ancaman deterensi nyata terhadap AS dan sekutunya.


*7. Poros Global Baru: BRICS dan Isolasi AS*

        • Dalam acara Victory Day di Rusia, kehadiran Presiden China, Mesir, dan sejumlah negara Afrika menunjukkan dukungan global terhadap tatanan multipolar.

        • AS menghadapi kesulitan dalam memaksakan sanksi, karena BRICS telah menciptakan mekanisme bypass sanksi.

        • Ketidakhadiran Trump dalam forum-forum besar serta penolakan beberapa negara untuk menemuinya menunjukkan erosi pengaruh diplomatik AS.


*KESIMPULAN*
12 Mei 2025 menandai titik balik dalam konflik regional dan global:

        • Hamas memperkuat posisi taktis di Gaza.

        • Pakistan mengklaim narasi kemenangan atas India.

• Trump berusaha membentuk ulang kebijakan Timur Tengah tanpa Netanyahu.

        • Iran dan Yaman memainkan peran kunci dalam menggoyang dominasi militer-diplomatik AS dan Israel.

        • Konstelasi baru dengan BRICS menunjukkan bahwa dunia bergerak menjauhi dominasi unipolar Barat menuju tatanan multipolar berbasis resistensi dan aliansi strategis baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar