Senin, 26 November 2018

Bahasa Arab AAS

Bahasa Arab AAS #020 

Isim Lima، al-asmaaul khamsatu  الأسماء الخمسة adalah lima isim yg mempunyai tanda khusus dan berbeda dari isimm lain.
Kelima isim tsb adlh
  1. أب  : abun : bapak 
  2. أم  : akhun: saudara
  3. حم : hamun: paman
  4. فو: fuu: mulut
  5. ذو : dzuu: yg mempunyai

Fiqh Prioritas 2




HUBUNGAN ANTARA FIQH PRIORITAS DAN FIQH PERTIMBANGAN

FIQH prioritas memiliki hubungan yang sangat erat dengan bentuk fiqh lainnya, dalam beberapa hal, seperti yang pernah kami tulis sebelumnya. Ia berkaitan dengan fiqh pertimbangan (muwazanah), yang pernah saya bahas dalam buku saya Prioritas Gerakan Islam. Di dalam buku itu saya mengutip beberapa pokok pikiran Syaikh Islam, Ibn Taimiyah, yang saya pandang sangat berguna.

Peran terpenting yang dapat dilakukan oleh fiqh pertimbangan ini ialah:
1) Memberikan pertimbangan antara berbagai kemaslahatan dan manfaat dari berbagai kebaikan yang disyariatkan.
2) Memberikan pertimbangan antara berbagai bentuk kerusakan, madharat, dan kejahatan yang dilarang oleh agama.
3) Memberikan pertimbangan antara maslahat dan kerusakan, antara kebaikan dan kejelekan apabila dua hal yang bertentangan ini bertemu satu sama lain.

Fiqh Prioritas 1


PENDAHULUAN

DI ANTARA konsep terpenting dalam fiqh kita sekarang ini ialah apa yang sering saya utarakan dalam berbagai buku saya, yang saya namakan dengan "fiqh prioritas" (fiqh al-awlawiyyat). Sebelum ini saya mempergunakan istilah lain dalam buku saya, al-Shahwah al-Islamiyyah bayn al-Juhud wa al-Tatharruf, yaitu fiqh urutan pekerjaan (fiqh maratib al-a'mal).

Yang saya maksud dengan istilah tersebut ialah meletakkan segala sesuatu pada peringkatnya dengan adil, dari segi hukum, nilai, dan pelaksanaannya. Pekerjaan yang mula-mula dikerjakan harus didahulukan, berdasarkan penilaian syari'ah yang shahih, yang diberi petunjuk oleh cahaya wahyu, dan diterangi oleh akal.
"... Cahaya di atas cahaya..." (an-Nuur: 35)

Rasulullah SAW Melakukan Kegiatan Mata Mata




Dakwatuna.com - Menjelang peristiwa perang Badar, Rasulullah SAW dan pasukan melakukan perjalanan menuju Badar. Setelah melalui beberapa bukit, maka tibalah mereka di Badar. Dari sana beliau melakukan kegiatan mata-mata bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq, 

Sahabat Rasulullah yang dengan setia menemaninya ketika peristiwa hijrah. Tatkala mereka berputar-putar di sekitar pasukan musyrikin Quraisy, tiba-tiba mereka berpas-pasan dengan seorang Arab yang sudah tua.

Pada saat pertemuan yang tidak sengaja itu, Rasulullah SAW melakukan penyamaran agar tidak ketahuan sebagai bagian dari pasukan Muslimin dari Madinah. 

Lukmanul Hakim Mendidik Anaknya




Alkisah, suatu hari, Lukmanul Hakim mendidik anaknya yang masih remaja pergi jauh membawa seekor keledai tanggung. Di ujung kampung, penduduk mengkritik Lukman yang sama sekali tidak mengendarai keledai.
"Lukman, di mana-mana keledai ditunggangi, bukan cuma dituntun.
Anda ini bagaimana ?"
Lukman patuh. Dia menunggangi keledai itu, sementara anaknya menuntun. Di gerbang sebuah kampung, mereka dikritik kembali :

Misi Kenabian adalah Merancang Model Baru Peradaban

HIkmah Maulid Nabi Muhammad SAW: 




Dahulu menjelang masa Kenabian Muhammad SAW, manusia menyangka dunia akan kiamat. Kepekatan jahiliyah dan kezhaliman imperium Romawi di barat dan imperium Persia di timur sangat menyengsarakan dunia. Dua imperium inipun bergantian menaklukan negeri negeri yang berada dalam jangkauan mesin militer mereka. 

Sementara di daratan China, imperium Qin juga menindas negeri negeri di daratan itu bahkan memperbudaknya untuk membangun tembok besar china pada abad 2 SM, sepanjang 8.851 km yang dikerjakan oleh hampir 1 juta pekerja, yang membentang panjang untuk melindungi dari dari serbuan Romawi maupun Persia.

Kamis, 22 November 2018

Kepemimpinan Juga Merupakan Tugas Kenabian


Hari-hari ini kita sering mendengar tema tentang tentang keteladanan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Di antara teladan beliau yang barangkali kurang mendapatkan porsi semestinya adalah soal kepemimpinan.

Yap, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah seorang pemimpin dengan maknanya yang utuh. Bukan hanya kultural, tapi juga struktural. Khususnya setelah beliau hijrah ke Madinah. Karenanya, beliau bukan sekedar jadi imam shalat dan 'ngajar ngaji', tapi juga memutuskan perang sekaligus menjadi panglimanya, menjatuhkan hukum, menyepakati perjanjian-perjanjian dan mengatasi berbagai urusan sosial lainnya.

Bahkan para nabi pun juga memiliki posisi yang sama, menjadi pemimpin bagi umatnya. Nanti di hari kiamat setiap umat akan dipanggil berdasarkan pemimpinnya masing-masing yang tak lain adalah para nabi mereka.

يَوْمَ نَدْعُو كُلَّ أُنَاسٍ بِإِمَامِهِمْ
“(Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya.” (QS. Al-Isra: 71)
Karenanya jumhur ulama, sebagaimana dikutip oleh Ibnu Katsir dalam kitabnya Qashashul Anbiya, menguatkan pendapat bahwa para nabi semuanya laki-laki. Di antara alasannya adalah bahwa para nabi memiliki posisi sebagai pemimpin umat tertinggi yang tidak boleh dilimpahkan kepada wanita.

Teladan kepemimpinan Rasulullah shallallahu alaihi tentu sangat banyak, namun satu hal yang menarik adalah bagaimana sebagai pemimpin beliau menanamkan kesadaran di tengah para shahabatnya bahwa kepemimpinan itu perkara yang sangat mendasar di tengah masyarakat muslim. 

Maka, setiap kali mengutus pasukan, baik besar maupun kecil, beliau selalu menentukan siapa pemimpinnya, setiap kali meninggalkan kota Madinah untuk tugas tertentu, tak pernah lupa beliau tetapkan siapa pemimpin sementara di Madinah sepeninggalnya. Bahkan beliau berpesan, jika kaum muslimin bepergian minimal bertiga hendaknya menunjuk salah seorang sebagai pemimpinnya (HR. Abu Daud).

Kesadaran ini tertanam kuat dalam benak para sahabat. Karena itu dapat dipahami bagaimana kemudian para sahabat, ketika Rasulullah shallallahu wafat, bahkan sebelum Rasulullah dimakamkan, mereka segera melakukan syura untuk segera menetapkan siapa pemimpin mereka. Sebuah gambaran betapa mereka sangat memandang urgen soal kepemimpinan dan siapa sosok yang layak menjadi pemimpinnya, sehingga mereka tidak sudi ada kekosongan kepemimpinan pasca wafatnya baginda shallallahu alaihi wa sallam.

Demikianlah sekelumit gambaran betapa kepemimpinan bagi seorang muslim mestinya merupakan perkara yang menjadi salah satu fokus perhatiannya. Tidak semestinya dia hanya asyik menonton dan mengamati. Tapi sedapat yang dia lakukan, ikut berperan bagi lahirnya kepemimpinan yang terbaik di tengah masyarakatnya, tentu dalam perspektif dirinya sebagai seorang muslim. Maka, jangan lemah berusaha dan berjuang untuk menghadirkan sosok-sosok terbaik yang akan menjadi pemimpin kita di tengah masyarakat.

Karena, kepemimpinan, selain dakwah, sesungguhnya juga merupakan tugas kenabian. Al Mawardi dalam kitabnya Al –Ahkam As-Sulthaniyah mengatakan;

الْإِمَامَةُ مَوْضُوعَةٌ لِخِلَافَةِ النُّبُوَّةِ فِي حِرَاسَةِ الدِّينِ وَسِيَاسَةِ الدُّنْيَا

“Kepemimpinan ditetapkan untuk melanjutkan tugas kenabian untuk mengawal agama dan mengelola urusan dunia.”

Selasa, 20 November 2018

"Orang Baik" Itu Banyak Teman, Tetapi "Penyeru Kebaikan" Akan Banyak Musuh*





Imam Ibnu Qudamah pernah ditanya :
"Apa_bedanya_Orang_Baik (Shalih) dan Penyeru Kebaikan (Mushlih)?"
Beliau menjawab:

 الصالح خيره لنفسه والمصلح خيره لنفسه ولغيره.
Orang Baik (Shalih), melakukan kebaikan untuk dirinya, sedangkan Penyeru Kebaikan (Muslih) mengerjakan kebaikan untuk dirinya dan untuk orang lain.

الصالح  تحبُه الناس. والمصلح تعاديه الناس .
Orang Baik, dicintai manusia,Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia.

Beliau ditanya lagi oleh muridnya,
"Kenapa_demikian ?"
Jawabnya:

الحبيب المصطفى(صلى الله عليه وسلم) قبل البعثة أحبه قومه  لأنه صالح .
Rasulullah sebelum diutus sebagai Rasul, beliau dicintai oleh kaumnya karena beliau adalah orang baik.
ولكن لما بعثه الله تعالى صار مصلحًا فعادوه وقالوا ساحر كذاب مجنون.
Namun ketika Allah ta'ala mengutus nya sebagai Penyeru Kebaikan, kaum nya langsung memusuhinya dengan menggelarinya sebagai Tukang sihir, Pendusta, Gila, dll.

Ibnu Qudamah kemudian menambah kan:
 لأن المصلح يصطدم بصخرة 

أهواء من يريد أن يصلح من فسادهم
Karena Penyeru Kebaikan 'menyikat' batu besar nafsu angkara dan memperbaikinya dari kerusakan.
Itulah sebabnya kenapa Luqman al Hakim menasihati anaknya agar #BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan. Disebutkan dalam Al Quran:
يا بني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانهَ عن المنكر واصبر على ما أصابك. 

"(Lukman berkata) Hai anakku tegakkan shalat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabar lah atas apa yang menimpamu."

Berkata Ahlul Ilmi:

مصلحٌ واحدٌ أحب إلى الله من آلاف الصالحين.
"Satu penyeru kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan orang baik (yang tidak menyerukan kebaikkan)."
Sesungguhnya melalui penyeru kebaikan itulah, Allah menjaga umat ini. Sedang orang baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri.
Maka marilah kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menjadi penyeru kebaikkan.

Biodata Rasulullah S.A.W


Nama :
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalibs bin Hashim
Tarikh lahir :
Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal_ bersamaan 20 April 571 Masehi
(dikenali sebagai Tahun Gajah; sempena peristiwa tentera bergajah Abrahah yang menyerang kota Kaabah)
Tempat lahir :
Di rumah Abu Talib, Makkah Al-Mukarramah.
Nama Ayah :
Abdullah bin Abdul Muttalib bin Hashim.

Rabu, 14 November 2018

Sifat Generasi Yang Dijanjikan Kemenangan



Mari sama-sama kita simak firman Allah SWT,
“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang diantara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebaikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (an-Nur: 55)
Ayat ini menghembuskan ketenangan di hati orang-orang beriman, bahwa setiap orang yang beriman kepada Allah pasti mendapatkan janji tersebut. Janji Allah pasti benar dan ditepati.

Karena itu, Allah mengungkapkannya dengan kata kerja bentuk lampau (wa’ada). Firman Allah: 

Thalut, Dawud, Jalut; Anugerah Kepemimpinan, Seleksi Ketaatan dan Runtuhnya Mitos Kezhaliman

Tadabbur Surat Al-Baqarah Ayat 246-252:

Dari Tamhish menuju Tsabat

Sejak salah satu ulama sepuh berhasil digandeng petahana, kuat firasat saya, bahwa akan ada beberapa ulama lain yang juga menyeberang. Kilatan kekuasaan memang begitu menggoda, melenakan mereka yang kena sorotannya. Lupa HRS belum bisa kembali, lupa ABB yang diperlakukan tidak manusiawi, lupa ulama dan ummat yang makin sering dikriminalisasi. 

Masa-masa kritis seperti ini, saat dolar tembus 15 rebu, hutang luar negeri diatas 5 ribu trilyun, adalah ujian sebenarnya dari positioning kita. Inilah proses tamhish menuju tsabat, yang digambarkan sempurna oleh Al-Quran, surat Al-Baqarah 246-252. 

Saya copaskan disini tafsirnya, untuk memudahkan anda. Terus terang, penggalan cerita ini adalah salah satu ayat-ayat favorit saya.