Rabu, 09 November 2016

Faham Finhashiah


(Oleh: Abu Khalid Al-Fatih) 

Dahulu, di zaman Nabi Muhammad, ada seorang lelaki bernama Finhash (فِنْحَاصٌ ). Orang ini adalah salah satu tokoh intelektual kaum Yahudi yang didengarkan ucapannya dan menjadi panutan. 
Suatu hari, Abu Bakar menasehatinya agar masuk Islam, namun secara kurang ajar dia merespon dengan kata-kata yang ringkasnya kira-kira seperti ini: 
“Hai Abu Bakar, tuhanmu itu dalam Al-Qur’an itu ‘kan bilang mau pinjam uang kepada orang-orang beriman. Kalau dia pinjam uang, berarti dia miskin dong” 
Orang ini memaksudkan ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi: 

{مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً}
[البقرة: 245] 

245. Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak ? 

Ayat yang sebenarnya sangat jelas dalam cita rasa bahasa Arab dengan kualitas sastra tinggi bermakna anjuran berinfak dijalan Allah (ini bahasa majasi/metafor yang sudah biasa diulas sangat bagus oleh ulama-ulama tafsir) kemudian DIPUTAR BALIKKAN MAKNANYA dengan tujuan yang busuk. 

Memutar balikkan kata-kata! 
Inilah sifat Finhash. 
Kekurangajaran Finhash ini sampai diabadikan dalam Al-Qur’an: 


{لَقَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ فَقِيرٌ وَنَحْنُ أَغْنِيَاءُ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوا وَقَتْلَهُمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَنَقُولُ ذُوقُوا عَذَابَ الْحَرِيقِ }


 [آل عمران: 181] 

181. Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Aku akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Aku akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar" 
Rupanya, kecenderungan menyimpang dalam dien seperti Finhash ini di zaman sekarang pelan-pelan banyak menginfeksi orang. Secara tidak sadar, mulai banyak yang terjangkiti finhashiyyah, dan celakanya yang terkena justru banyak kalangan yang dianggap kaum intelektual dan tokoh. Yang jadi korban selalu orang awam. 
Contoh ungkapan memutar balikkan kata-kata: 
“Tuhan tidak perlu dibela, karena Dia Maha Kuasa. Bukankah Dia Raja alam semesta?” 
“Islam tidak perlu dibela, karena sudah mulia. Islam itu rusak karena pemeluknya” 
“Nabi Muhammad tidak perlu dibela, beliau sudah mulia. Penghinaan tidak mengurangi keagungan beliau” 

dsb 

Sungguh, ungkapan di atas adalah pemutar balikan kata-kata. Akrobat intelektual. Mirip seperti cara argumentasi “slengekan” ketika orang mengatakan: 
“Istri orang, sebenarnya adalah istri kita juga, 
Karena kita adalah orang” 
Orang yang berpengetahuan akan mudah mengidentifikasi kebatilan ucapan tersebut, namun orang awam bisa jadi ada yang terfitnah. 
Orang beriman membela Allah itu jangan dibayangkan bahwa yang dibela adalah lemah sehingga butuh perlindungan. Membela Allah adalah bahasa metafor, maknanya adalah tidak terima penghinaan terhadap Allah, dan itu adalah bukti cinta. 
Allah tidak menuntut kita melindungi-Nya, tetapi menuntut kita menyembah-Nya. Aksi terpenting penyembahan kepada-Nya adalah menjadikan puncak cinta hanya kepada-Nya. Adalah cinta palsu jika diam saja ketika yang dicintai dihinakan. 
Membela Islam itu jangan dibayangkan islam seperti makhluk hina yang perlu dilindungi. Membela islam adalah bahasa metafor. Maknanya menjalankan perintah Allah sebagai bentuk ketaatan untuk meninggikan kalimat-Nya. 
Membela Nabi Muhammad itu bukan karena dengan penghinaan maka keagungan beliau menjadi berkurang. Menjaga kehormatan Nabi Muhammad adalah tuntutan iman dan konsekuensi cinta kepada Allah. Dusta besar jika ada orang yang mengaku cinta Allah, tetapi tidak cinta kepada nabi Muhammad. 
Bahasa majasi dalam Al-Qur’an itu banyak. Untuk memahaminya perlu bahasa Arab yang cukup, ilmu balaghoh, pengetahuan syair jahiliyyah, dan penjelasan ulama yang otoritatif. 
Contoh ayat yang sering didengar: 

{يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ}
[محمد: 7] 
7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu 
Betapa rusaknya jika ayat ini dipahami bahwa Allah itu lemah sehingga perlu ditolong. Memutar balikkan kata-kata adalah sunnahnya kaum Yahudi. Firman Allah dalam Al-Qur’an: 

{يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ } [المائدة: 13] 

“mereka mengubah kalimat-kalimat dari tempatnya” 
### 
Waspada dengan Finhash-Finhash zaman sekarang. Jika ada tokoh yang dikagumi, atau kaum intelek yang didengarkan ucapannya namun memiliki kecenderungan finhashiyyah, segera saja ditinggalkan. Ganti panutan. Agar tidak salah jalan. 

Wallahua’lam.

Kamis, 20 Oktober 2016

Al-Madzahib al-Islamiyah : Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah


Hasil gambar untuk Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
I. Mengenal Ahlus Sunnah wal Jamaah
Madzhab ini sering juga disebut thaifah manshurah (kelompok yang ditolong), firqah an-najiyah (golongan yang selamat), sawadul a’zham (kelompok yang besar), salafiyah (umat terdahulu) dan istilah inilah yang dimustahabkan oleh Imam Ibnu Taimiyah. Pengikut Ahlus Sunnah disebut sunni.
Definisi:
Tidak ada satu pun ayat dan hadits yang menyebut nama Ahlus Sunnah wal Jamaah secara langsung. Istilah tersebut merupakan racikan dari beberapa hadits. As-Sunnah adalah thariqah (jalan) yang ditempuh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga Hari Kiamat

Minggu, 16 Oktober 2016

Tadabbur Al-Quran Surat Al-Qiyamah Ayat 37-40: Kebangkitan Setelah Kematian


Salah satu hal yang wajib kita imani adalah adanya kebangkitan setelah kematian. Orang-orang kafir tak kunjung beriman soal kebangkitan itu. 
Pola pikir mereka, “apakah mungkin setelah tubuh manusia ditanam dalam perut bumi manusia akan dikembalikan?”
Bagaimana manusia diciptakan dan bagaimana pula manusia kelak dibangkitkan? Mari kita tadabburi firman Allah SWT berikut ini:

Allah SWT menegaskan:

Rabu, 12 Oktober 2016

Makanatul Qur’an (Kedudukan Al-Qur’an)





Dari sebagian nama-nama Al-Qur’an yang telah kita ketahui di madah sebelumnya (lihat disini), tergambarlah kepada kita makanatul qur’an (kedudukan Al-Qur’an) sebagai pedoman hidup manusia yang begitu lengkap.

Pertama, 
Al-Qur’an adalah kitabun naba-i wal akhbar (kitab berisi berita dan kabar).

Di dalam al-Qur’an terdapat berita-berita tentang kejadian masa lalu maupun kejadian yang akan datang. Al-Qur’an memberitakan kisah para nabi dan rasul terdahulu: Adam, Nuh, Ibrahim, Ya’kub, Yusuf, Musa, Isa, dll.—agar menjadi pelajaran bagi umat manusia. Allah Ta’alaberfirman,

Kamis, 06 Oktober 2016

Anak itu Butuh Alasan dan Penjelasan



Oleh : Miarti
Pembaca setia. Ada beberapa fitrah anak yang wajib untuk kita pahami dan renungi. 
Anak itu memiliki rasa ingn tahu yang tinggi, maka sangat wajar jika mereka banyak mengkritisi.
Bagian dari fitrah anak adalah selalu Maka sangat wajar jika mereka butuh banyak jawaban.
Anak itu berada pada sebuah masa dimana hal-hal konkrit harus serba tervisualisasi. Maka sangat wajar jika mereka banyak menuntut hal-hal yang logis.

Minggu, 02 Oktober 2016

Ri’ayah Jamahiriyah


Ketekunan kita dalam membangun aspek nukhbawiyah (kaderisasi), harus dibarengi dengan ketekunan kita dalam membangun jamahiriyah (kemasyarakatan). Ada tiga unsur yang harus kita perhatikan;
Pertama, sudah sejauh mana kita terlibat dalam ri’ayah mashalih ijtima’iyah (memelihara kepentingan publik). Kemudian yang kedua, sejauh mana kita terlibat dalam siyaghatu al-bina al-ijtima’i (membentuk bangunan sosial), yaitu upaya memperbaiki yang porak poranda. 

Sabtu, 10 September 2016

Pemuda dan Kejayaan Islam



Syahdan, siapa yang tak kenal Muhammad al-Fatih. Lelaki yang mampu menaklukkan Konstantinopel di usianya yang sangat muda. 21 tahun.
Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [HR. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]
Ia mampu menaklukkan sebuah kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa 11 abad lamanya. Dengan kekuatan iman, lelaki yang tidak pernah meninggalkan Shalat fardhu, Shalat Sunat Rawatib dan Shalat Tahajjud sejak baligh dan menguasai 7 bahasa ini berhasil menghilangkan kedzaliman dengan mewarnai peradaban baru islam.

Selasa, 06 September 2016

Alergi Islam


Assalaamu’alaikum wr. wb. 
Ada sebuah gejala sakit menahun yang menjangkiti Indonesia, negeri besar nan dipuja sebagai Zamrud Katulistiwa yang mayoritas warga negaranya beragama Islam ini. Sebutlah penyakit itu: alergi Islam! Manakala nama Islam disebut, kambuhlah alergi itu, dan mereka yang membawa penyakit ini dalam tubuhnya segera bersikap skeptis, mencibir, dan kemudian mencemooh. Penyakit ini sangat menular! 
Dahulu, Prof. Rasjidi (Menteri Agama RI yang pertama) pernah mendapatkan sebuah pertanyaan yang telah menjebak banyak orang pada jamannya. Pertanyaan itu kurang lebihnya begini: mengapa negara-negara Islam miskin, sedangkan negara-negara Kristen itu kaya raya? 
Mereka yang paham ilmu statistika dasar mestilah segera mempertanyakan ruang sampel yang dipergunakan. Sebab, jika ruang sampel untuk ‘negara-negara Islam’ itu adalah Bangladesh dan Somalia, maka wajar jika muncul kesimpulan (meski prematur) bahwa negara-negara Islam itu miskin. 

Kamis, 01 September 2016

Adab Adab Sebelum Shalat 'Ied


1. Mandi & Bersiwak Sebelum Shalat ‘Ied.
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Umar. Nafi’ menceritakan :
“ Dahulu, pada ‘Idul Fithri, Ibnu Umar Radliyallahu ‘anhuma mandi sebelum berangkat ke tanah lapang.”
(HR. Malik dalam Al Muwaththa’, 1/177). Ibnul Qayyim mengatakan, riwayat yang shahih. (Zaadul Ma’ad fii Hadyi Khoiril ‘Ibad 1/425). Pun demikian yang dijelaskan oleh Ibnu Qudamah dalam Al Mughni : (3/256).

2. Berhias ,
Mengggunakan wewangian serta berpakaian yang terindah dan yang terbaik* sebagaimana yang terdapat dalam HR. Al Bukhari dan Muslim.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
"Dahulu, ketika keluar pada shalat dua hari raya, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenakan pakaian yang terindah.”
(Zaadul Ma’ad, 1/426).

3. Makan pagi sebelum berangkat Shalat ‘Iedul Fitri* ~ Dan setelah bagi sholat iedul adha ~.
Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata :
"Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘Ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu sampai pulang dari shalat ‘Ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.”
(HR. Ahmad : 5/352)

Selasa, 30 Agustus 2016

Rasa Sakit (Nyeri) Pada Kulit



''Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'' (QS. An-Nisa: 56)
Bagi sebagian besar umat Islam, ayat di atas terdengar seperti ayat-ayat serupa dalam Alquran yang menjelaskan pedihnya siksa neraka bagi orang-orang yang tidak beriman. Namun tidak demikian bagi Tagatat Tejasen, seorang ilmuwan Thailand di bidang anatomi. Baginya, ayat itu adalah sebuah keajaiban.

Senin, 25 Juli 2016

Panduan Ringkas Silaturahim, Halal Bi Halal, Dan Ziarah


I. Silaturahim
Silaturahim adalah upaya seorang muslim untuk menyambung tali kerabat dengan cara memberikan kebaikan kepada kerabat dan menolak keburukannya dengan segala potensi yang dimilikinya seperti, berkunjung ke rumahnya, menolong kesulitannya, membantu dengan harta dan tenaga, mendoakan, menolak keburukan padanya dll. 
Hal ini dilakukan dengan syarat bahwa saudaranya seorang muslim yang istiqamah. 
Adapun jika saudaranya seorang kafir atau fasik maka silaturahim yang dilakukan dengan cara memberi nasihat agar kembali kepada kebenaran dan mendoakannya agar mendapat hidayah.

Selasa, 03 Mei 2016

Runtuhnya Keangkuhan


Kesombongan adalah petaka. Begitu banyak manusia tergelincir ke jurang kesesatan karena keangkuhan yang bercokol dalam dada.

Pada zaman diutusnya para Nabi dan Rasul, kita mengenal orang orang yang sombong dan takabur seperti Namrudz (Jaman Nabi Ibrahim as ), Fir'aun dan Qanun ( Jaman Nabi Musa dan Nabi Harun as ) serta Abu Jahal dan Abu Lahab ( Jaman Nabi Muhammad SAW ).

Setelah itu, bermunculan di panggung sejarah para penguasa yang sombong dan kejam, yang kehidupannya berlumur dosa dan darah. 

Diantaranya adalah Kaisar Nero (Romawi), para Kisra (Persia), Jenghis Khan dan generasi Dinasti ( Cina ), para Tsar dan Tsarina ( Rusia ), Mustafa Kemal Pasha ( Turki ), Adolf Hitler ( Jerman ) dan Bennito Mussolini ( Italia ).

Minggu, 01 Mei 2016

Sejarah Dakwah Sejarah Pengorbanan



Saudaraku, pernahkah Anda merenungkan tentang nikmat iman yang kini Anda rasakan ? Pernahkah Anda mencoba menghitung, berapa puluh, berapa ratus, berapa ribu, bahkan berapa juta orang yang telah berjasa menyampaikan hidayah Islam kepada Anda ?
Berapakah jumlah para da’i, mubaligh, ulama, syuhada di sepanjang sejarah yang telah berkontribusi dalam menyampaikan nilai-nilai Islam ke dalam hati dan pikiran Anda ?

Kamis, 07 April 2016

K e t e n a n g a n


Kalaulah jalannya begitu panjang, 
tak akan ada yang mampu menempuhnya 
kecuali bagi orang yang berani. 
Bagi mereka jauhnya perjalanan bukanlah masalah 
selagi keberanian masih terus terhujam dalam hatinya. 


Seperti ungkapan bung Anis Matta, keberanian adalah semangat ekspansi bagi para pejuang. 
Jika keberanian adalah denyut nadi perjuangan maka kesabaran adalah nafasnya. Karena kesabaran merupakan faktor penentu seberapa lama pejuang itu mampu bertahan dalam perjuangannya. 

Kamis, 24 Maret 2016

Konsep Akumulasi dan Penggandaan Waktu



Oleh: Ust M.Anis Matta

Setiap kali ada pergantian tahun seperti sekarang, saya selalu membangunkan kembali kesadaran saya tentang waktu dan cara merasakannya. Cara setiap orang merasakan waktu berbeda karena “satuan waktu” yang mereka gunakan juga berbeda. Itu lahir dari falsafah hidup yang juga berbeda. Jika kita memaknai hidup sebagai pertanggungjawaban, maka waktu adalah masa kerja. Waktu adalah kehidupan itu sendiri.

Orang-orang beriman membagi waktu – seperti juga hidup – ke dalam waktu dunia dan waktu akhirat. Itu 2 sistem waktu yang sama sekali berbeda. Waktu dunia adalah waktu kerja. Waktu akhirat adalah waktu pertanggungjawaban dan pembalasan atas nilai waktu kerja di dunia. 

Waktu kerja di dunia mengharuskan kita memaknai setiap satuan waktu sebagai satuan kerja. 1 unit waktu harus sama dengan 1 unit amal. Persamaan itu, 1 unit waktu sama dengan 1 unit kerja, membuat hidup kita jadi padat sepadat-padatnya, nilai waktu terletak pd isinya, kerja!