Minggu, 29 Desember 2019

Sakratul Maut dan Korelasinya dengan Kebiasaan Kita Keseharian

NURSE TRUE STORY

🌿Selama 15 tahun dalam pekerjaan saya di salah satu rumah sakit banyak sekali melihat langsung bagaimana akhir hidup seseorang.

Berbagai macam "gaya" dan tingkah ketika kematian itu datang.

Gaya dan tingkah laku kematian mu adalah apa yang biasa kamu lakukan di waktu terdekat kematian mu. Sungguh itu benar adanya.

Pernah suatu saat mengantarkan kepergian salah seorang pasien merinding dan sedih hati ini. Karena kata terakhir yang diucapkannya adalah uang saya ..uang saya ...!

Beliau dengan paniknya melihat ke bawah tempat tidurnya _ mata nya panik ketakutan dan terus mengatakan selamatkan uang saya. Menangis keluarga mendengarnya, dibisikkan kalimat tauhid. Tetap bilang uang saya selamatkan !! Tak lama meninggal.

(Mungkin ada teman yg ingat kejadian ini, ingat sampai beberapa waktu kita tdk nafsu makan. Krn perasaan takut dan ngeri melihatnya)

Atau pernah mengantarkan kepergian seorang wanita. Beberapa hari sebelum kematiannya. Dia hanya ingin mendengar kidung Sunda, dia selalu bernyanyi, disetel ayat Alquran, berontak marah suruh ganti lagu kidung Sunda, sambil bernyanyi. Terkadang tangan nya melambai lambai, ikut menari.

Merinding, karena kami tahu keadaannya sudah endstate dan seharusnya bukan lagu atau musik tapi beliau hanya mau bernyanyi dan menari. Tak lama meninggal.

(Mungkin ada yang ingat ? memori kita ke masa itu sebagai pelajaran).

Pernah juga seorang mantan PSK yang mempunyai susuk di beberapa titik dirinya. Tersiksa tidak bisa pergi,lama sekali. Jika malam datang terkadang kami pun takut dengan dirinya. Karena ada pantulan cahaya di beberapa titik wajahnya dan aroma mistik kental sekali. Sampai-sampai kami tidak berani jika menanganinya sendirian.

Walau akhirnya meninggal tapi kasihan tersiksa. Semua lubang didalam dirinya keluar kotorannya. Semoga dengan Alloh timpakan itu di dunia sebelum kematiannya Alloh mengampuni sebagian dosa nya.

Maka pesan berharga lepas semua kemusyikan sekarang juga, yang punya jimat atau yang sedang berkompromi dengan dukun orang pintar atau orang bodoh ataupun guru spiritual. Cabut lepas semua mohon ampun pada Alloh.

Ajal tidak tahu kapan datangnya. Jika masih ada kemusyrikan. Dosanya besar tidak akan diampuni sebelum taubatan nasuha.

Yang paling mudah, pernah saya melihat pasien dengan down sindrom, sudah usia. Sudah direncanakan pulang kerumah. Subhanallah karena memang tidak punya dosa, secepat itu wafatnya. Ketika itu ada bel, saya datang. Tanya ke pasien ada apa? Dia agak gelisah,tapi ditanya keluhan tidak ada. Saya katakan nanti ya saya ambil tensi dulu. Baru beranjak ke pintu, keluarganya teriak..

Suster adik saya, dilihat sudah tidak respon. Nadi sudah tidak ada, langsung dilakukan RJP oleh tim walau sia-sia karena semudah itu beliau pergi.

Keluarga terlihat sedih tapi bahagia, bahagia bukan karena senang tidak mengurusnya lagi tapi bahagia karenanya yang mudah. Mereka bilang adik saya tidak pernah merepotkan dalam hidupnya. Kematiannya pun betapa dia tidak merepotkan.

Ada juga yang ketika ajalnya sudah dekat. Ada pasien yang minta dipakaikan jilbab dan pakaian menutup aurat lengkap. Dia melihat ada yang datang, dia bilang ada yang datang saya mau aurat saya tertutup. Beberapa jam kemudian wafat.

Dan banyak cerita akhir hidup lain nya. Kita jadi berfikir mau seperti apa akhir hidup kita. Semua pilihan ada pada diri saya. Mau selalu berdzikir atau melantunkan ayat Al Qur'an atau ingin naudzubillah scroling hp ? Atau nonton film atau bernyanyi ? Atau menghitung untung rugi? Atau sikut teman sejawat demi suatu jabatan dan kepopuleran.dll

Semua pilihan akhir hidup kita adalah keputusan kita sendiri 

Nabi shallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ

"Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan keadaannya ketika  meninggalnya" (HR Muslim no 2878)

Berkata Al-Munaawi, أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ 

"Yaitu ia meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia dibangkitkan di atas hal itu" (At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami' As-Shogiir 2/859)                             

🌿☘🌵🌲🌳🌴🌱🍀🎄

#Rumah Peduli Pendidikan Indonesia,created         #lpda'wahonline.share                                     #generationqur'ani-hafidzfamily                  #savefamily

sumber Legia pranoto

Sabtu, 28 Desember 2019

Fisika Kuantum

Fisika kuantum فيزياء الكوانتم adalah salah satu pilar fisika dan sains modern العلم الحديث, satunya lagi adalah teori relativitas النظرية النسبية. 
Fisika kuantum dibangun oleh banyak fisikawan termasuk Albert Einstein البرت اينشتاين dg tafsir efek fotolistrik التأثير الكهروضوئى nya dan tafsir ini pula yang membuat Einstein dianugerahi hadiah Nobel جائزة نوبل.
Tetapi teori kuantum dg sifat probabilistik احتمالى nya mrpk teori yang justru tidak disukai Albert Einstein. 
Ketaksukaan Einstein ini terungkap dalam pernyataan yang sangat terkenal 

God does not play dice with Universe

Innallaaha laa yal'abin narda ma'al kauni

Arabic:" إن الله لا يلعب النرد مع الكون"

Mengapa Einstein ga suka? 
berbeda dari dua teori sebelumnya mekanika klasik. الميكانيكا الكلاسيكية dan teori elektromagnetik النظرية الكهرومغناطيسية yang bersifat deterministik حتمية 
jika informasi awal sistem fisis diketahui dengan baik maka keadaan mendatang sistem tersebut dapat diprediksi dan diketahui dg pasti.
Misal, seseorang melempar kelereng ke atas dengan laju sekian maka posisi maupun kecepatan kelereng bbrp detik kemudian dapat diketahui dg presisi.
Tetapi tidak bagi sistem kuantum, sistem mikro  sistem subatomik.
Misal kelereng tsb adalah elektron, meski diketahui keadaan awalnya dg lengkap maka keadaan elektron bbrp detik, bbrp menit kmd tdk dapat diketahui kecuali kemungkinan elektron berada di suatu tempat sekian persen, di tempat lain sekian persen, di tempat yang lain lagi sekian persen.
Gusti ora dolanan dadu, ngono jare eyang Einstein.
Alam mikro tampak spt itu krn kita belum tahu scr lengkap variabel dunia mikro, ada variabel tersembunyi hidden variable متغير مخفي.


Kamis, 26 Desember 2019

Dosa Yang Terus Mengalir

Kita sering mendengar istilah sedekah jariyah. Itulah sedekah yang pahalanya akan terus mengalir, meskipun kita telah meninggal dunia. Kita akan tetap terus mendapatkan kucuran pahala, selama harta yang kita sedekahkan masih dimanfaatkan oleh kaum muslimin untuk melakukan ketaatan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Apabila manusia meninggal, amalnya akan terputus, kecuali 3 hal: 'Sedekah Jariyah, Ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.' (HR. Nasa'i 3651, Turmudzi 1376, dan dishahihkan Al-Albani).

Sebagai orang beriman, yang sadar akan pentingnya bekal amal di hari kiamat, tentu kita sangat berharap bisa mendapatkan amal semacam ini. Di saat kita sudah pensiun beramal, namun Allah tetap memberikan kucuran pahala karena amal kita di masa silam.

Dosa Jariyah

Disamping ada pahala jariyah, dalam islam juga ada dosa yang sifatnya sama, dosa jariyah. Dosa yang tetap terus mengalir, sekalipun orangnya telah meninggal. Dosa yang akan tetap ditimpakan kepada pelakunya, sekalipun dia tidak lagi mengerjakan perbuatan maksiat itu.

Betapa menyedihkannya nasib orang ini, di saat semua orang membutuhkan pahala di alam barzakh, dia justru mendapat kucuran dosa dan dosa. Anda bisa bayangkan, penyesalan yang akan dialami manusia yang memiliki dosa jariyah ini.

Satu prinsip yang selayaknya kita pahami, bahwa yang Allah catat dari kehidupan kita, tidak hanya aktivitas dan amalan yang kita lakukan, namun juga dampak dan pengaruh dari aktivitas dan amalan itu. Allah berfirman di surat Yasin,

إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ

"Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)." (QS. Yasin: 12)

Orang yang melakukan amal dan aktivitas yang baik, akan Allah catat amal baik itu dan dampak baik dari amalan itu. Karena itulah, islam memotivasi umatnya untuk melakukan amal yang memberikan pengaruh baik yang luas bagi masyarakat. Karena dengan itu dia bisa mendapatkan pahala dari amal yang dia kerjakan, plus dampak baik dari amalnya.

Sebaliknya, orang yang melakukan amal buruk, atau perbuatan maksiat, dia akan mendapatkan dosa dari perbuatan yang dia lakukan, ditambah dampak buruk yang ditimbulkan dari kejahatan yang dia kerjakan. Selama dampak buruk ini masih ada, dia akan terus mendapatkan kucuran dosa itu. – wal'iyadzu billah.. –, itulah dosa jariyah, yang selalu mengalir. Sungguh betapa mengerikannya dosa ini.

Mengingat betapa bahayanya dosa jariyah ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan umatnya agar berhati-hati, jangan sampai dia terjebak melakukan dosa ini.

Sumber Dosa Jariyah

Diantara sumber dosa jariyah yang telah diperingatkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,

Pertama, mempelopori perbuatan maksiat.

Mempelopori dalam arti dia melakukan perbuatan maksiat itu di hadapan orang lain, sehingga banyak orang yang mengikutinya. Meskipun dia sendiri tidak mengajak orang lain untuk mengikutinya. Dalam hadis dari Jarir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء

"Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka." (HR. Muslim).

Orang ini tidak mengajak lingkungan sekitarnya untuk melakukan maksiat yang sama. Orang ini juga tidak memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan dosa seperti yang dia lakukan. Namun orang ini melakukan maksiat itu di hadapan banyak orang, sehingga ada yang menirunya atau menyebarkannya.

Karena itulah, anak adam yang pertama kali membunuh, dia dilimpahi tanggung jawab atas semua kasus pembunuhan karena kedzaliman di alam ini. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تُقْتَلُ نَفْسٌ ظُلْمًا إِلَّا كَانَ عَلَى ابْنِ آدَمَ الأَوَّلِ كِفْلٌ مِنْ دَمِهَا

"Tidak ada satu jiwa yang terbunuh secara dzalim, melainkan anak adam yang pertama kali membunuh akan mendapatkan dosa karena pertumpahan darah itu." (HR. Bukhari 3157, Muslim 4473 dan yang lainnya).

Anda bisa bayangkan, orang yang pertama kali mendesain rok mini, pakaian you can see, kemudian dia sebarkan melalui internet, lalu ditiru banyak orang. Sekalipun dia tidak ngajak khalayak untuk memakai rok mini, namun mengingat dia yang mempeloporinya, kemudian banyak orang yang meniru, dia mendapatkan kucuran dosa semua orang yang menirunya, tanpa dikurangi sedikitpun.

Tak jauh beda dengan mereka yang memasang video parno atau cerita seronok di internet, tak terkecuali media massa, kemudian ada orang yang nonton atau membacanya, dan dengan membaca itu dia melakukan onani atau zina atau bahkan memperkosa, maka yang memasang di internet akan mendapat aliran dosa dari semua maksiat yang ditimbulkan karenanya.

Termasuk juga para wanita yang membuka aurat di tempat umum, sehingga memancing lawan jenis untuk menikmatinya, maka dia mendapatkan dosa membuka aurat, plus dosa setiap pandangan mata lelaki yang menikmatinya. Meskipun dia tidak mengajak para lelaki untuk memandanginya.

Kedua, mengajak melakukan kesesatan dan maksiat

Dia mengajak masyarakat untuk berbuat maksiat, meskipun bisa jadi dia sendiri tidak melakukan maksiat itu. Merekalah para juru dakwah kesesatan, atau mereka yang mempropagandakan kemaksiatan.

Allah berfirman, menceritakan keadaan orang kafir kelak di akhirat, bahwa mereka akan menanggung dosa kekufurannya, ditambah dosa setiap orang yang mereka sesatkan,

لِيَحْمِلُوا أَوْزَارَهُمْ كَامِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمِنْ أَوْزَارِ الَّذِينَ يُضِلُّونَهُمْ بِغَيْرِ عِلْمٍ أَلَا سَاءَ مَا يَزِرُونَ

Mereka akan memikul dosa-dosanya dengan penuh pada hari kiamat, dan berikut dosa-dosa orang yang mereka sesatkan yang tidak mengetahui sedikitpun (bahwa mereka disesatkan). (QS. an-Nahl: 25)

Imam Mujahid mengatakan,

يحملون أثقالهم: ذنوبهم وذنوب من أطاعهم، ولا يخفف عمن أطاعهم من العذاب شيئًا

Mereka menanggung dosa mereka sendiri dan dosa orang lain yang mengikutinya. Dan mereka sama sekali tidak diberi keringanan adzab karena dosa orang yang mengikutinya. (Tafsir Ibn Katsir, 4/566).

Ayat ini, semakna dengan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

"Siapa yang mengajak kepada kesesatan, dia mendapatkan dosa, seperti dosa orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun." (HR. Ahmad 9398, Muslim 6980, dan yang lainnya).

Anda bisa perhatikan para propagandis yang menyebarkan aliran sesat, menyebarkan pemikiran menyimpang, menyerukan masyarakat untuk menyemarakkan kesyirikan  menyerukan masyarakat untuk memusuhi dakwah tauhid dan menghinakan sunah, merekalah contoh yang paling mudah terkait hadis di atas.

Sepanjang masih ada manusia yang mengikuti mereka, pelopor kemaksiatan dan penghasung pemikiran menyimpang, selama itu pula orang ini turut mendapatkan limpahan dosa, sekalipun dia sudah dikubur tanah. Merekalah para pemilik dosa jariyah.

Termasuk juga mereka yang mengiklankan maksiat, memotivasi orang lain untuk berbuat dosa, sekalipun dia sendiri tidak melakukannya, namun dia tetap mendapatkan dosa dari setiap orang yang mengikutinya.

Semoga Allah memudahkan kita untuk melakukan amal jariyah dan menjauhkan kita dari dosa jariyah. Amin…

Parenting Rak Mutu


By: Harjanto Halim

Saya diundang ke acara seminar pola-asuh (parenting) di sebuah Sekolah Dasar. Temanya *'Mendidik Siswa Milenial'.* Acaranya jam 9, tapi saya datang terlambat, jam 10 lebih. Saya masuk dari belakang dan duduk di bangku paling belakang, agar tidak mengganggu acara.

Rabu, 25 Desember 2019

Hati Pilu




Simaklah sejarah berikut, 
Betapa sedih dan masygul hati Nabi Nuh as.
Panggilan kepada putranya ditolak.
Doa kepada Nya bukan sekedar ditolak tapi Nabi Nuh as pun ditegur.

Memilukan bukan ?

Hud 11:42 
وَ ہِیَ تَجۡرِیۡ بِہِمۡ فِیۡ مَوۡجٍ کَالۡجِبَالِ ۟ وَ نَادٰی نُوۡحُۨ ابۡنَہٗ وَ کَانَ فِیۡ مَعۡزِلٍ یّٰـبُنَیَّ ارۡکَبۡ مَّعَنَا وَ لَا تَکُنۡ مَّعَ الۡکٰفِرِیۡنَ
Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orangg yang kafir".

Pertarungan Maut Itu Berada Di Antara Usia 60 Hingga 70 TAHUN



Tidak ramai orang yang hidup hingga mencapai usia 60 tahun. Jika kita mencapainya maka waspadalah, karena inilah saat yang menentukan akhir perjalanan seorang manusia. Akhir yang baik (Husnul Khatimah) atau akhir yang buruk (Su'ul Khatimah).

ALLAH SWT juga mengingatkan hambaNya yang mencapai usia 60 tahun sebagaimana tersirat dalam firmanNya dalam Al-Fathir ayat 35 - 37 berikut ini :