■□□□□□□□□□□□□□□□□□□■ |
Cara bertutur dan tampilan seorang da'i akan menarik perhatian orang yang mendengar dan melihatnya, karena pada dasarnya jiwa manusia cenderung tertarik dengan penampilan yang indah dan baik. Tak heran jika perusahaan profesional menempatkan pegawai berpenampilan menarik untuk pemasaran atau melayani tamunya.
Pada hakikatnya, dakwah adalah menawarkan (memasarkan) risalah al-Islam yang tercermin dalam akhlak, kepribadian, dan penampilan. Seorang ulama kharismatik pernah ditanya, "Kenapa Anda tidak menyusun buku?"
Beliau menjawab, "Tugas saya bukanlah menyusun buku, karena buku biasanya akan disimpan di perpustakaan dan sedikit sekali orang yang mau membacanya. Lain halnya dengan seorang muslim, ia adalah 'buku yang selalu terbuka' ke mana pun ia berjalan, itu adalah dakwah."
Betapa banyak da'i yang tidak pandai berbicara dan berkhutbah, tetapi dengan rahmat Allah banyak orang menyenanginya. Ini disebabkan oleh getaran jiwa, pantulan wajah, kelembutan perasaan, dan penampilan simpatik.
Tentang penampilan ini bukanlah hal baru. Ia sudah ada sejak masa awal perjalanan dakwah islam. Kita saksikan sahabat Dahyah Al-Kalbi, delegasi Rasulullahﷺ yang diutus menemui Heraklius, penguasa Rumawi.
Dahyah adalah sahabat terkemuka. Postur tubuhnya segar dan tampan wajahnya. Mush'ab bin Umair juga pemuda ganteng, penampilannya perlente dan wangi. Ja'far bin Abu Thalib yang meraih syahadah di perang Mu'tah juga demikian. Beliau delegasi Rasulullahﷺ kepada para raja dan penguasa.
Seorang laki-laki rapi bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya suka keindahan dan saya telah diberi Allah keindahan, seperti yang engkau saksikan, sampai-sampai saya tidak suka jika ada orang melebihi saya meskipun hanya berupa sandal jepit. Apakah ini termasuk sifat sombong?"
Rasulullah menjawab, "Tidak, sesungguhnya yang dimaksud sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR. Abu Daud).
Pernah Umar bin Khatthab menegur seseorang yang berjalan loyo dan tidak bergairah, menampakkan tampilan zuhud dengan pemahaman yang keliru. "janganlah kau bunuh Islam dengan tampilanmu itu." Berpenampilan baik dan rapi juga sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas karunia tubuh yang lengkap, dan rezeki. Syukur yang terungkapkan dan terekspresikan dalam penampilan.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Sesungguhnya Allah suka melihat bekas-bekas nikmat yang dilimpahkan kepada hambaNya." (HR. Tirmidzi)
Abul Ahwash Al Jusyami, berkata: "Suatu hari Rasulullah melihatku berpakaian lusuh. Rasulullah bersabda: "Apakah kamu memiliki harta?" Aku katakan: "Iya saya memiliki harta Wahai Rasulullah." Maka Rasulullah bersabda: "Harta apa yang kamu miliki?"
Aku berkata: "Semua harta yang Allah anugerahkan (yakni peternakan unta dan kambing)." Maka Rasulullah bersabda:
"Kalau begitu hendaknya jejak nikmat dan kemuliaan yang Allah berikan kepadamu itu engkau perlihatkan." (HR. An-Nasa'i)
Penampilan rapi, indah, bersih dan harum juga ditunjukkan langsung oleh Jibril ketika menemui Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dimana Jibril menyerupakan diri seperti seorang laki-laki, sampai disebutkan bahwa tidak terlihat tanda-tanda perjalanan, tidak terlihat kusut dan berdebu.
Demikianlah diantara kesempurnaan risalah alIslam. Da'i yang tampil bugar dan gagah. Karakter qawwiyul jismi bukan hanya milik anak-anak muda, tapi untuk siapapun, tak terbatas usia. Niatkan itu bagian dari menjaga 'izzah.
Apapun profesi kita, maka jagalah penampilan. Selain untuk menarik simpati, terkadang kita perlu membuat musuh, "lawan politik", munafiqin, berfikir ulang jika ingin mengganggu.
Sebagaimana yang dikatakan oleh seorang kyai, ketika olahraga pagi ia sengaja berpenampilan segar sporty seperti anak muda, dan sengaja menghadap jendela sipir penjara, katanya, biar mereka tau bahwa misi mereka mengecilkan Islam adalah gagal.
Kebalikannya jika mukmin berpenampilan lesu, loyo, lemah, kumel. Tak menarik. Dulu, banyak orang menilai, kok kebanyakan para da'i itu penampilannya jauh lebih tua dari usianya. Defisit umur. Dan dijawab dengan argumentasi terlihat logis, karena kami memikirkan ummat, dakwah, dan negara. Banyak fikiran. Banyak masalah.
Sebuah ungkapan mengatakan, "Keberhasilan sebuah misi bergantung pada si pembawa misi tersebut." Penampilan dan akhlak yang baik akan membuat orang yang baru saja memandang lebih mudah tertarik tertarik dan simpati.
Awal yang baik akan memudahkan tersampaikannya pesan² Islam selanjutnya. Bahwa penampilan indah tak identik dengan mahal dan glamour.
Zulkarnaen Umar.
#inspirasiIndonesia.
#DNA Pemenang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar