Senin, 23 Desember 2024

Jika The Winner Saja Butuh Istighfar


Jika sudah jadi pemenang pun butuh istighfar, apalagi mereka yang sedang bersusah payah tertatih² berjuang untuk menang?

Pertama. (QS Al-Baqarah: 127-128)

Ayah dan sang anak, yang keduanya Nabi Allah itu, telah menuntaskan pekerjaan agung yang menjadi pusat ritual peribadatan yang sangat panjang. Membangun pondasi rumah Allah (Ka'bah) yang tak henti dikunjungi ummat Islam sedunia, tak henti berputar² mengelilinginya. Alih² merayakan kemenangan. 

Bahkan mereka tersungkur merendahkan diri memohon agar amalnya diterima, dan memohon ampunan. Adab mereka ini lalu Allah ajarkan kepada kekasihnya Rasulullah, untuk disampaikan kepada ummat Islam, termasuk para pejuang Islam. 

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَٰهِۦمُ ٱلْقَوَاعِدَ مِنَ ٱلْبَيْتِ وَإِسْمَٰعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْعَلِيمُ 

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa dengan begitu khusyu' dan merendahkan diri): "Ya Rabb kami terimalah amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Mengetahui niat² kami). 

Seringkali Allah menyuruh hamba-Nya untuk berdzikir menyebut nama-Nya seusai melakukan suatu amal. 

Wahib bin al-Wardi suatu ketika membaca ayat ini ia menangis dan berkata: wahai engkau kekasih Allah! kamu telah mendirikan rumah-Nya dan engkau merasa tidak diterima jerih payah dan pengorbananmu.

Lalu, Ibrahim melanjutkan doanya, juga memikirkan pewarisan (kaderisasi) guna estafeta dakwah ini, juga beristighfar bertaubat. 

رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ 

Wahai Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang teguh di atas Islam, lagi tunduk patuh terhadap hukum²Mu, dan jadikanlah keturunan kami umat yang tunduk kepada Mu dengan keimanan, dan ajarkanlah dengan jelas kepada kami rambu² tata cara ibadah kepada Mu, dan hapuskanlah dosa-dosa kami. Sesungguhnya Engkau banyak menerima taubat hamba²Mu dan memberi rahmat. 

Alangkah indahnya adab mereka kepada Allah! 

 


Kedua. (QS an-Nashr)

إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ . وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا . فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا 

Inilah surah yang menceritakan saat Rasulullah bersama sahabatnya menang. Membebaskan Kota Mekah, setelah sekian lama terusir dari tanah kelahiran, dan masuk Islamnya orang² Arab secara berbondong². 

Kata (نصر الله) menunjukkan bahwa kemenangan itu dinisbatkan kepada Allah karena memang sumber kemenangan dariNya semata. Kata ini juga menunjukkan bahwa kemenangan ini bukanlah sembarang kemenangan. 

Rasulullah memang melihat kemenangan itu secara langsung dengan mata kepala sendiri (رأيت), betapa penduduk Makkah, dan beliau juga mendapat berita bahwa penduduk jazirah Arab termasuk Madinah juga berbondong-bondong masuk Islam. 

Inilah taujih Rabbani saat datang pertolongan Allah dan berhasil menang. Rasulullah diperintahkan bertasbih, tahmid dan istighfar. Menyadari bahwa kemenangan itu datang dari Allah. Karenanya harus mendekatkan diri kepada-Nya, mensucikan-Nya, bersyukur dan memohon ampunan. 

Karena Allah telah menjadikan mereka sebagai pemegang amanat melaksanakan dakwah-Nya dan menjaga agama-Nya. Beristighfar dari rasa bangga dan sombong yang kadang menyelinap ke dalam jiwa saat kemenangan tiba. Juga beristighfar atas perasaan dan sikap yang boleh jadi menyertai saat perjuangan panjang. 

Rasulullah mensyukuri nikmat pengampunan Allah ini dengan pengampunan kepada seluruh penduduk Makkah, memaafkan mereka meskipun dulu menyakitinya. Saat sebagian sahabat berseru "haadza yaumul malhamah" (ini adalah hari pertempuran pembalasan), Rasulullah menegur dengan bersabda "haadza yaumul marhamah" (ini adalah hari kasih sayang). 

 


Ketiga. (QS adz-Dzariyat: 15-19

Inilah kisah _the winner_ berikutnya. Cerita tentang penduduk surga.

إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى جَنَّٰتٍ وَعُيُونٍ

Mereka berada di taman² dan mata² air yang indah. Orang² yang menjaga taqwanya. 

ءَاخِذِينَ مَآ ءَاتَىٰهُمْ رَبُّهُمْ

Allah mengabulkan segala keinginan mereka dari berbagai macam kenikmatan. Merekapun menerima dengan penuh ridho, jiwa yang berbahagia. 

Lalu Allah ceritakan agenda mereka saat di dunia. Maka perhatikanlah.  

ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ قَبْلَ ذَٰلِكَ مُحْسِنِينَ

Sesungguhnya mereka adalah orang-orang berbuat baik di dunia, menjaga amal² shalih, memperjuangkan alhaq dengan dasar ikhlash dan taat. 

Kalimat إِنَّهُمْ bermakna Li annahum, bahwa mereka memang pantas menerima hal itu. 

Apa yang mereka lakukan di akhir malam jelang Subuh saat Allah memberi mereka umur di dunia? 

وَبِٱلْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Lisannya beristighfar memohon ampunan Rabb nya, sambil berlinang air mata. Padahal... mereka memohon ampun bukan karena lalai apalagi bermaksiat malam itu. Justru mereka malam berhasil menahan kantuk, mengurangi waktu tidur. Mereka padahal baru saja berdiri panjang qiyamullail, tilawah alQur'an, berkhalwat dengan Rabbnya. 

كَانُوا۟ قَلِيلًا مِّنَ ٱلَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ 

Itulah mereka saat di dunia. Meski seharian letih berbuat baik dan penuh dengan agenda dakwah. 

Ya. Setelah menuntaskan agenda² penting itu malam itu, bukan bangga, merasa cukup, atau bahkan ujub. Mereka sudah berhasil menang di dunia hingga pantas mendapat surga. Bahkan mereka memohon ampunan. 

 Ya Rabb. Jika mereka saja, the winner, diperintahkan beristighfar sebagai adab, apalagi kami ini yang harus berjuang keras untuk memenangkan dakwah ini dengan segala keterbatasan dan kelemahan. Padahal kamilah yang harusnya memperbanyak istighfar agar Engkau berkenan membantu kami...

#inspirasiIndonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar