Rabu, 04 September 2024

MALAIKAT, TAHU DARI MANA ?



Minggu ketiga Agustus, di sebuah lembah yang hijau dengan tetanaman, udaranya sejuk, dan banyak bunga-bunga -indah menawan, di Parongpong, Lembang; sambil duduk di bangku yang dipasang di atas rerumputan, seorang senior bertanya kepada saya:

"Ketika Tuhan hendak menciptakan manusia, kan para malaikat protes, mengapa Allah mau menciptakan makhluk yang akan menumpahkan darah. Pertanyaannya, dari mana malaikat tahu hal itu?"

"Pada sebuah sidang paripurna, Allah berfirman kepada para malaikat:

إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ---- 
'Sesungguhnya Aku hendak menciptakan khalifah di muka bumi.'"

Kita ketahui, sebagaimana para wakil rakyat di DPR atau tim pembela dalam sidang di pengadilan, para malaikat mangajukan keberatan, "Objection!" seraya mereka berkata:

أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ

'Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' 

"Iya, dari mana malaikat tahu akan hal itu?"

"Paling tidak, ada 2 penafsiran."

"Apa itu?"

"Pertama, Allah pernah menginfokan kepada para malaikat, suatu saat, sebelum rapat pleno tsb. mengenai makhluk baru yang akan diciptakan itu.

Hal ini "terdeteksi" dari pernyataan para malaikat, segera setelah penciptaan itu -ketika Allah mengajarkan nama-nama kepada Adam- dan meminta malaikat menyebutkan nama-nama itu.

Para malaikat tak bisa menjawab, tak tahu nama-nama itu. Lalu, mereka serentak berkata:

سُبْحَٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآ
"Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami..."

Malaikat hanya mengetahui sesuatu, setelah Allah berikan ilmunya kepada mereka. Jadi, dari ayat ini, ada penafsiran bahwa Allah pernah infokan sebelumnya kepada para malaikat tentang sifat makhluk yang namamya manusia.

"Kedua, pernah diciptakan makhluk berwujud sebagaimana manusia yang memang suka berbunuh-bunuhan. Mengenai makhluk dimaksud, ada dua pendapat juga, yaitu jin dan/atau manusia purba."

Jin diciptakan sebelum Adam dihadirkan ke dunia. Akan halnya manusia purba, telah ditemukan fosil-fosil berbentuk manusia dengan umur jauh lebih tua dari manusia modern.

James Ussher melakukan penelitian berdasarkan Old Testament (Perjanjian Lama) dan perbandingan kalender. Ia menyimpulkan bahwa Nabi Adam diciptakan pada tahun 4004 SM atau hidup 6.000 tahun lalu.

Antropolog UI, Ali Akbar, berdasarkan pembelajaran dari Al-Quran dan temuan para arkeolog sebelumnya, berpendapat Nabi Adam hadir ke bumi pada antara tahun 33.000-8.000 SM, atau maksimal 35 ribu tahun lalu.

Arkeolog itu mengatakan,"Saya cenderung ke 35.000 tahun SM, karena 10.000 SM itu ada situs Jericho, Gobekli Tepe, dan Gunung Padang. Dia harus lebih tua dari itu tapi tidak lebih dari 35.000 tahun karena itu adalah makhluk yang tinggal di gua." 

Fosil tengkorak perempuan gua yang diberi nama Mrs. Ples, telah terkubur selama ribuan tahun di gua-gua Afrika Selatan yang dikenal sebagai Cradle of Humankind (tempat kelahiran umat manusia).

Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa sekelompok manusia purba sudah hidup di bumi antara 3,4 dan 3,7 juta tahun yang lalu.

Australopithecus africanusitu, yang fosilnya ditemukan di gua-gua Sterkfontein dekat Johannesburg, berusia kurang dari 2,6 juta tahun.

Manusia purba tertua di Indonesia ditemukan di Sangiran oleh Von Koenigswald pada tahun 1936 hingga 1941, mereka hidup pada 2-1 juta tahun yang lalu

Homo Soloensis yang diteliti tahun 1931-1934, diyakini telah ada sekitar 900.000 hingga 200.000 tahun yang lalu.

Dalam kesempatan lain, orang yang berbeda, bertanya, "Kalau Tuhan sudah tahu bahwa manusia akan membuat kerusakan di muka bumi, mengapa tetap Ia ciptakan?"

"Seorang ibu mengetahui bahwa bayinya yang sedang ia susui, anak balitanya yang lucu, putra/i remajanya yang senantiasa ceria; suatu saat ketika anak-anak itu sudah dewasa, berpotensi berbuat salah kepada ibunya. 

Akan tetapi kasih sayang ibu terhadap anaknya melampaui potensi kenakalan yang mungkin akan dilakukan anak-anaknya, kelak.

Dengan konsekuensi kenakalan anak versus kasih sayang; seorang ibu hamil, ibu yang sedang menyusui, atau yang sedang membesarkan anak remajanya; memutuskan untuk tetap melahirkan, menyusui, dan membesarkan mereka.

Akan halnya penciptaan itu, dari ayat di atas disebutkan bahwa makhluk yang mau diciptakan ini dijadikan khalifah. 

Ustaz Quraisy Shihab menyebutkan makna khalifah di sini adalah memelihara bumi, melakukan kebaikan, dan mengantar segala tujuan penciptaannya. Manusia akan melakukan itu, yang tidak dilaksanakan oleh makhluk sebelumnya. Mereka bukan sebagai khalifah.

Kemudian, seperti kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya, walau Tuhan pasti sudah tahu bahwa (sebagian) manusia akan berbuat salah dan dosa; tapi kasih sayang Gusti Allah kepada makhluknya jauh melebihi itu semua. Rahmat Tuhan mendahului murka-Nya.


Wallahu a'lam. Ciomas, 3 September 2024; bakda Zuhur. Salam, Jr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar