Senin, 28 April 2025

Langit: Pembinaan Ba'da Ramadhan

■□□□□□□□□□□□□□□□□□□□□■

Watak bumi, orang² berdesak²an demi harta, jabatan, kursi, pengaruh, dll. Tapi menatap langit tak pernah orang berdesakan.


Diantara nutrisi dari Ramadhan adalah semakin merasakan keterikatan dengan langit.

Ingatlah malam² khususnya di asyrul awakhir. Malam² yang syahdu. Tatkala semua hati yang memiliki iman terkait dengan kepadatan dan keagungan surah al-Qadr. Berharap mendapat malam mulia itu. Mentadabburi ayat², membayangkan saat alQur'an turun dari *langit* malam itu. Al Quran petunjuk, hidayah, yang menenangkan, yang menguatkan, obat, cahaya, ayat² yang menakjubkan.

Ada pula ayat, yang membuat jiwa merasakan kehadiran makhluk² langit , turun menyesakkan bumi ini hingga menjadi sempit, termasuk Jibril pun turun. Malaikat turun untuk mengatur urusan² bumi ini, biidzni rabbiha.

Rasulullah ﷺ ternyata juga punya kebiasan tersebut. Dalam beberapa riwayat, disebutkan Rasulullah *menatap langit* ketika sedang di rumah. Setiap kali melakukan hal tersebut, Rasulullah membaca doa sebagaimana hadits diriwayatkan Imam At Thabrani dari Aisyah RA.

"Maha Suci Engkau, ya Allah, dengan memuji-Mu, aku mohon ampunan-Mu dan bertobat kepada-Mu."

Lalu Rasulullah mendidik sahabatnya saat bersama beliau menatap langit,


"Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian (pada hari kiamat), sebagaimana kalian melihat bulan ini (purnama). Kalian tidak berdesak-desakan ketika melihat-Nya" (HR. Bukhari, Muslim).

Dalam Alquran, penciptaan langit didahulukan sebelum menyebut penciptaan bumi. Tentu ada isyarat mulia di sini, bukan kebetulan. Misalnya,

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan Allah, (QS al-A'raf: 185).


Menatap langit artinya menyaksikan salah satu tanda kebesaran, keperkasaan, dan kekuasaan Allah. Syaikh Abdul Aziz Ath-Tharifi mengatakan bahwa menatap langit termasuk ibadah sunnah. Namun sayangnya, sedikit sekali orang yang mengerjakan ibadah yang tergolong mudah untuk diamalkan ini.

Dalam kitab at-Tafsir wal Bayan, beliau menjelaskan beberapa hikmah menatap langit diantaranya:
  • Tafakkur, tadabbur, dan i'tibar agar mendapatkan ilham atau inspirasi.
  • Menunjukkan kefaqiran diri dihadapan keMahabesaran Allah, betapa kecilnya kita, lebih kecil dari partikel pasir di pantai.
  • Menumbuhkan jiwa yang selalu optimis, tidak rendah diri atau takut pada kebesaran kerajaan atau kekuatan bathil. Termasuk optimis Palestina akan merdeka dan israel bersama sekutunya akan hancur.
  • Bertambahnya keimanan pada Allah yang Maha Gagah dan Maha Kaya.
Ikhwah sekalian, inilah diantara renungan kami saat menikmati aysrul awakhir Ramadhan lalu. Tentang langit, yang kelak ruh ini berpisah dari jasad akan dibawa malaikat ke langit, dan semoga langit kelak menjadi harum dengan datangnya ruh ini. 

Membuat viral langit. Karena amal² sholeh, amal² jariyah, ketaatan, perjuangan dan pengorbanan saat di bumi, terbiasa mencari solusi² bumi dari langit. 

Bukannya mata yang tertuju hampir seharian ke perhiasan dan godaan bumi. Bukan pula habis waktu ke gadget. Kecuali semua itu membuat kita tersungkur pada kebesaran Allah, Sang Pencipta langit dan bumi.

Watak bumi, orang² berdesak²an demi harta, jabatan, kursi, pengaruh, dll. Tapi menatap langit tak pernah orang berdesakan.


#DNAPemenang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar