Selasa, 11 November 2025

BERKHIDMAH KEPADA MASYARAKAT



Berkhidmah kepada masyarakat adalah hal yang diperintahkan oleh Allah SWT sebagai bagian dan wujud syukur dan terima kasih kita kepada Allah:

وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ 

"...dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu..." (QS. Al Qashash: 77)

Allah SWT berbuat kebajikan kepada kita melalui dua jalur, yakni jalur langsung dan jalur tidak langsung melalui orang lain. Kita semua, termasuk saya, adalah para penerima kebajikan-kebajikan orang lain, dari mulai kebajikan ibu, ayah, suami atau isteri kita, nenek, tetangga, saudara, dan handai taulan. Kita sudah banyak berhutang budi kebajikan terutama kepada Allah, baik yang langsung maupun melalui orang lain. Oleh karena itu, kita harus pandai bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada manusia.

مَنْ لمْ يشْكُر النَّاسَ لَمْ يشْكُر الله

"Barangsiapa tidak bersyukur pada manusia, berarti tidak bersyukur kepada Allah." (HR. At-Tirmidzi)

Sebab begitu banyak kebajikan Allah Yang disalurkan kita melalui manusia Iainnya, maka kita harus membalasnya dengan banyak berbuat kebajikan pula. Kader-kader harus banyak memproduksi kebajikan; dan rumusan kebajikan dalam perspektif Islam sangat luas ruang lingkupnya namun juga sekaligus begitu detail dan sederhana.

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
(HR. Tirmidzi)

"Menebar senyum adalah kebajikan atau sedekah."

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

"Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri". (H.R. Muslim).
 
Menemui saudaramu dengan wajah yang cerah, berseri-seri pun merupakan satu kebajikan.

Menyingkirkan kotoran atau yang membahayakan di jalan adalah juga kebajikan.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه و سلم: َاْلاِيْمَانُ بِضْعٌ وَ سِتُّوْنَ اَوْ سَبْعُوْنَ شُعْبَةً، اَدْنَاهَا اِمَاطَةُ اْلاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَ اَرْفَعُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ.
 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu banyak kebajikan yang dapat kita lakukan tanpa modal, dan berbuat ihsan sebanyak-banyaknya baik ihsan bil hal (kebaikan dengan perbuatan), ihsan bil qaul (kebaikan dengan peekataan), atau ihsan bil maal (kebaikan dengan harta) juga merupakan upaya memperluas jaringan sosial.

Rasulullah SAW menyebutkan:
 
مَنْ كَانَ لَهُ مَالٌ فَلْيَتَصَدَّقَ بِمَالِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُ عِلْمٌ فَلْيَتَصَدَّقَ بِعِلْمِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُ قُوَّةٌ فَلْيَتَصَدَّقَ بِقُوَّتِهِ 
 
"Barang siapa memiliki harta, maka bersedekahlah dengan hartanya, barang siapa memiliki ilmu bersedekahlah dengan ilmunya, dan barang siapa memiliki kekuatan atau kekuasaan, maka bersedekahlah dengan kekuatan atau kekuasaannya." (Hadits dari Anas bin Malik)

Upaya untuk produktif berbuat kebajikan adalah ujung tombak untuk memperluas jaringan sosial di masyarakat. Insya Allah balasannya sesuai dengan sunnatullah,

Annaasu yuwaalunna man khadamahum (manusia itu akan loyal kepada orang yang melayani mereka). Mereka akan memberikan ihsan juga kepada orang yang melayaninya.

Sumber kutipan:

Taujih KH. Hilmi Aminuddin pada Rapat Koordinasi Wilda Sulawesi

Lembang, 15 April 2012

____

Simak terus hikmah dakwah dan tarbiyah di channel Telegram:

📚 KH. Hilmi Aminuddin
✅️ Join Channel: https://t.me/t4ujihat

---------- Forwarded message ---------
Dari: Telegram <noreply@telegram.org>
Date: Sel, 11 Nov 2025, 20.53
Subject: Your Code - 330545
To: <isoa.smk@gmail.com>


Hello

Your code is: 330545. Use it to verify your email for Login.

If you didn't request this, simply ignore this message.

Yours,
The Telegram Team

Minggu, 09 November 2025

Zohran Mamdani, Syiahkah?


Oleh Shamsi Ali Al-Nuyorki* 

Ini sekedar sebuah respon singkat terhadap kicauan sebagian teman-teman di Indonesia tentang agama dan keyakinan Zohran Mamdani. Salah satunya yang paling banyak dipertanyakan adalah apakah benar jika Zohran itu adalah seorang penganut syiah? Pertanyaan atau pernyataan, bahkan sebagian telah sampai pada kesimpulan sekaligus penghakiman pada umumnya tanpa klarifikasi. 

Sebagian mengambil kesimpulan karena "qiila wa qaala" atau gossip yang sedang viral di mana-mana. Ada juga karena membaca dari beberapa catatan di media online, salah satunya adalah Wikipedia. Jangankan Zohran, saya saja begitu banyak yang menuliskan profile saya di dunia online, termasuk Wikipedia tanpa pernah mengklarifikasi benar tidaknya sumber yang mereka kutip. 

Karenanya saya ingin menegaskan beberapa hal: 

Satu, Zohran Mamdani adalah seorang Muslim, mengikuti agama dan keyakinan ayahnya Mahmoud Mamdani, seorang professor ilmu politik dan Hubungan internasional di Columbia University. Dari pihak ayahnya Zohran Mamdani tumbuh menjadi Muslim dan banyak belajar Islam khususnya dari kakek dan neneknya. 

Dua, sebagaimana pada umumnya masyarakat Muslim di Amerika mereka tidak lagi memberikan label partisan sempit dalam berislam seperti Sunni-Syiah, Salafi-Sufi, dan seterusnya. Ketika seseorang telah meyakini "laa ilaaha illallah-Muhammad Rasulullah" maka selebihnya adalah tanggung jawab masing-masing di hadapan Tuhannya. 

Tiga, generasi muda khususnya generasi kedua, ketiga dan seterusnya, tidak lagi terkooptasi dengan dikotomi pemahaman dan penafsiran Islam. Pada umumnya mereka lebih peduli dengan kesatuan dalam ikatan iman (innamal mukminuna ikhwah). Justeru generasi muda menjadi terganggu dengan kecenderungan sektarian di kalangan umat Islam. Zohran adalah nagian dari generasi muda Muslim Amerika.

Empat, masyarakat Muslim Amerika dalam membangun relasi dan kebersamaan mengedepankan nilai-nilai universal seperti perdamaian, kemanusiaan dan keadilan untuk semua. Label syiah atau Sunni bukan pertimbangan ketika sampai kepada pembelaan kemanusian dan keadilan. Ketika Sunni tidak peduli kemanusiaan di Gaza misalnya, maka kebersamaan dengan sunni menjadi tidak bernilai. Tapi ketika Syiah membela kemanusiaan dan keadilan, maka relasi dengan mereka menjadi bernilai (valuable). 

Lima, yang pasti dan saya saksikan sendiri ketika sholat di masjid kami, Zohran sholat sebagaimana kami melakuan sholat. Pastinya kalau dia seorang syiah, dia akan Sholat sesuai madzhab syiah. Saya tentunya tidak bisa memberikan kesaksian ketika dia sholat di masjid syiah. Yang pasti beberapa kali sholat di masjid kami, dia sholat sebagaimana kami sholat. 

Enam, Zohran tidak pernah melabel keislamannya dengan label-label yang populer di kalangan umat Islam. Saya menantang kalau ada video atau tulisan dia sendiri yang mengatakan "saya syiah" minta disampaikan ke saya. Kalau yang di Wikipedia, itu adalah tulisan orang lain yang biasanya diambil dari sumber yang tidak selalu kredibel. 

Tujuh, kalaupun sekiranya Zohran syiah, dengan keberanian dan posisi politiknya yang tegas membela Palestina khususnya Gaza, saya akan dukung. Sebaliknya ketika seorang Sunni berkolaborasi dengan zionis Yahudi, langsung atau tidak, membantai Saudara-saudara kita di Gaza saya akan menjadi lawannya. 

Semoga jelas! 

Jamaica Hills, 8 November 2025

Kamis, 06 November 2025

Faktor Internal dan Eksternal Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan




(H-5 Hari Ayah Nasional)
@ Cahyadi Takariawan

Hari ini, Jumat 7 November 2025, adalah H-5 dari Hari Ayah Nasional yang diperingati setiap 12 November. Sebuah momentum untuk mengingatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak.

Telah banyak studi mengungkap sejumlah faktor yang memengaruhi keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Diketahui, terdapat faktor internal dan faktor eksternal.

Rabu, 05 November 2025

Sekuat Apa Engkau Berjuang untuk Menjaga dan Melindungi Anakmu Dari Api Neraka?




(H-6 Hari Ayah Nasional)
@ Cahyadi Takariawan

Hari ini, Kamis 6 November 2025, adalah H-6 dari Hari Ayah Nasional yang diperingati setiap 12 November. Sebuah momentum untuk mengingatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak.

Sabtu, 18 Oktober 2025

Menjadi Burung Buta dan Lumpuh



Syaqiq Al-Balkhy, seorang zahid, bermaksud menggeluti dunia bisnis. Ia berpamitan kepada Ibrahim bin Adham, juga seorang zahid yang sangat wara'. 

Ibrahim berdoa agar Syaqiq diberkahi dalam bisnisnya, senantiasa zahid, dan melaksanakan ibadah dan dzikir. Namun, baru beberapa hari meninggalkan kampung halamannya, Syaqiq kembali. Ibrahim merasa heran dan bertanya, "Mengapa engkau kembali lagi?" 

Makna IHSAN



‎Pernahkah kamu melakukan sesuatu dengan sepenuh hati ? Bukan karena disuruh, bukan karena ingin dilihat, tapi karena kamu sadar : Allah SWT sedang melihatmu, inilah makna Ihsan.

‎Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadis Jibril yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab :

Sabtu, 11 Oktober 2025

Kuliah Prof. Brian Yuliarto Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi




Namanya Prof. Brian. Jabatannya: Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Disingkat: Diktisaintek.

Kemarin, beliau memberi 'kuliah'. Di depan orang-orang penting dari seluruh Indonesia: para Wakil Rektor Bidang Kerja Sama. Tempatnya di kampus perjuangan itu, ITS Surabaya. Acaranya punya nama keren: FORWAREK.

Saya sebut 'kuliah' karena isinya memang begitu. Lugas. Langsung ke jantung persoalan. Seperti secangkir kopi pahit di pagi hari: membuat mata yang mengantuk jadi terbuka lebar.