Sabtu, 26 Juli 2025
Jumat, 25 Juli 2025
Hijrah Bagi Para Aktivis Da'wah
Dr. Hudayat Nurwahid
Dalam suasana tahun baru hijrah ini, kita teringat kejadian 1422 tahun lalu, ketika penduduk Madinah mengeluk-elukan datangnya cahaya baru, era baru, semangat baru yaitu kedatangan Rasulullah SAW. Ketika beliau berhijrah dari Mekah ke Madinah, kaum Anshor menyambutnya dengan Sholawat Badar (thola’al badru).
Minggu, 20 Juli 2025
Berdamai dengan Apa yang Tidak Bisa Diubah
Semakin kamu menolak kenyataan, semakin hidup akan menghukummu.
Penolakan terhadap realita bukanlah bentuk kekuatan. Justru, itu cara halus untuk memperpanjang luka.
Menurut riset yang diterbitkan dalam Journal of Happiness Studies, penerimaan terhadap aspek-aspek yang tidak bisa kita kontrol adalah salah satu faktor utama kebahagiaan jangka panjang. Ini selaras dengan prinsip Stoikisme dan temuan psikologi modern: hidup yang sehat bukan dibangun di atas ambisi semata, tapi juga keberanian menerima hal-hal yang tak bisa diubah.
Seorang karyawan kehilangan pekerjaannya karena efisiensi perusahaan. Ia marah, merasa diperlakukan tidak adil, lalu menyalahkan keadaan selama berbulan-bulan. Sementara itu, rekan kerjanya yang juga terkena dampak langsung membuat portofolio baru dan justru diterima di tempat yang lebih baik. Bedanya bukan pada situasinya, tapi pada cara mereka menerima situasi.
Penerimaan bukan tanda menyerah. Ia bukan tentang pasrah tanpa daya. Justru penerimaan adalah langkah pertama untuk kembali berdaya. Dalam bukunya The Gift, Edith Eger yang selamat dari kamp konsentrasi Nazi, menulis: *"Penderitaan tidak datang dari apa yang terjadi, tapi dari penolakan atas kenyataan itu."*
Berikut tujuh hal yang jika kamu terima, hidupmu akan jauh lebih ringan dan sehat secara mental.
*1 Tidak Semua Orang Akan Menyukaimu*
Mark Manson dalam The Subtle Art of Not Giving a Fck* menegaskan bahwa menjadi diri sendiri berarti berani tidak disukai. *Upaya untuk menyenangkan semua orang akan membuatmu kehilangan arah dan identitas.* Menerima bahwa sebagian orang akan salah paham terhadapmu adalah kebebasan yang tidak ternilai.
*2 Masa Lalu Tidak Akan Berubah*
Filsafat Stoik menyarankan kita untuk *fokus pada apa yang bisa dikendalikan*. Masa lalu tidak termasuk di dalamnya. Tapi kita bisa mengubah maknanya. Dalam Man's Search for Meaning, Viktor Frankl menunjukkan bahwa makna tidak ditentukan oleh kejadian itu sendiri, tapi oleh cara kita melihatnya sekarang.
*3 Kamu Akan Gagal*
Gagal bukan kemungkinan, tapi kepastian jika kamu hidup dengan berani. Orang yang menerima kemungkinan gagal akan lebih fleksibel dalam mencoba. Thomas Edison gagal ribuan kali, tapi dia tidak mengidentifikasi dirinya dengan kegagalannya. Ia melihatnya sebagai bagian dari proses.
*4 Orang Tua Tidak Sempurna*
Menerima bahwa orang tuamu bisa saja salah, menyakitimu, atau tidak memahami cara mencintai yang kamu butuhkan, bukan bentuk pengkhianatan. Itu justru bentuk kedewasaan. Edith Eger menulis bahwa *hanya dengan menerima ketidaksempurnaan masa lalu, kita bisa membangun masa depan yang utuh.*
*5 Hidup Tidak Selalu Adil*
Keadilan bukan sesuatu yang selalu hadir dalam pengalaman manusia. Menerima ketidakadilan bukan berarti merelakannya terus terjadi, tapi *menyadari bahwa hidup memang kadang tidak memberi sesuai ekspektasi*. Ini melepaskanmu dari kemarahan yang tak berujung.
*6 Waktu Tidak Bisa Diperlambat*
Kamu akan menua. Tubuh akan berubah. Kesempatan tidak selamanya ada. Menerima realitas waktu akan membuatmu lebih menghargai hari ini. Seperti yang ditulis Seneca dalam On the Shortness of Life, _"Bukan waktu yang singkat, tapi kita yang menyia-nyiakannya."_
*7 Kamu Tidak Bisa Mengontrol Perasaan Orang Lain*
Kamu bisa berbuat baik, tapi kamu tidak bisa memaksa orang lain untuk memaafkan. Kamu bisa jujur, tapi tak bisa menuntut orang untuk percaya. Menerima batas pengaruh kita membuat hubungan menjadi lebih sehat dan membebaskan kita dari rasa bersalah yang tak perlu.
*Penerimaan adalah bentuk keberanian yang paling sunyi.* Tidak riuh. Tidak menggelegar. Tapi ia adalah fondasi dari kebijaksanaan. Karena sebelum kamu melangkah maju, kamu harus berdamai dengan apa yang tak bisa kamu ubah.
-----
Jumat, 18 Juli 2025
Mempersiapkan Generasi Tarbiyah
Generasi yang baik (dzurriyyah thayyibah) lahir dari proses pendidikan atau tarbiyah yang baik pula. Tarbiyah yang baik sudah harus disiapkan dengan baik sejak anak-anak belum ada, belum berbentuk janin, dan tentu saja belum lahir di muka bumi.
Jumat, 11 Juli 2025
Keindahan Mematikan Mossad — Kathrine Pérez Sheked
Di dunia mata-mata, ada drone, satelit, dan alat siber. Tapi terkadang, senjata paling berbahaya… adalah seorang wanita.
Kenalkan Kathrine Pérez Sheked — agen Mossad yang menggoyang Iran dari dalam ke luar. Lahir di Prancis, dilatih oleh badan intelijen teratas Israel, dan ditugaskan dalam salah satu misi paling berani dalam sejarah mata-mata modern.
Dua tahun lalu, Mossad meluncurkan "Misi Iran." Tujuannya? Menembus elit militer Iran dan program nuklirnya. Untuk itu, mereka membutuhkan lebih dari sekadar mata-mata — mereka membutuhkan seseorang yang bisa memikat, menipu, dan menghilang. Orang itu adalah Kathrine.
Setelah pelatihan intensif, dia masuk ke Iran dengan identitas palsu — seorang wanita Eropa spiritual yang telah "menemukan kedamaian" dalam Islam Syiah. Dia mengadopsi kebiasaan lokal, bahasa, dan ritual agama. Penyamarannya sempurna.
Dia memulai dari hal kecil — menjalin hubungan dengan istri-istri perwira militer Iran teratas. Sifatnya yang ramah dan rasa ingin tahunya membuat mereka terpesona. Pesta teh berubah menjadi undangan. Undangan berubah menjadi persahabatan. Segera, dia memiliki akses ke rumah-rumah pria paling berkuasa di Iran.
Dan dari sana… operasi sesungguhnya dimulai.
Di dalam rumah-rumah itu, tidak ada yang mencurigainya. Sementara petugas keamanan sibuk memindai ponsel dan melacak email, Kathrine meluncur dengan senyuman — mengumpulkan foto, denah, dan jadwal pribadi. Dia mengirimkan semuanya langsung ke Mossad.
Dia tidak hanya mengumpulkan data. Dia sedang menyiapkan landasan untuk perang.
Dan pada malam 12 Juni 2025, semuanya terwujud.
Israel melancarkan serangan udara mendadak di seluruh Iran, menargetkan pangkalan militer, bunker rahasia, dan pusat penelitian nuklir. Namun, serangan ini bukan sembarangan — setiap serangan dilakukan dengan presisi, tepat… dan mematikan.
Di antara korban tewas:
* 8 jenderal militer terkemuka**
* 7 ilmuwan nuklir senior**
* 3 komandan intelijen tingkat tinggi**
Setiap dari mereka tanpa sadar telah membiarkan Kathrine masuk ke rumah mereka.
Iran terkejut. Sebelum mereka bisa bereaksi, kepemimpinan teratas mereka dibunuh/dibom oleh Israel.
Ketika lembaga keamanan mereka meluncurkan penyelidikan, mereka akhirnya menemukannya — bukan melalui teknologi, tetapi melalui foto-foto lama yang diambil selama acara keluarga. Di sana dia berada, tersenyum di samping pria-pria yang dia bantu hancurkan.
Tapi saat mereka menyadari siapa dia… dia sudah menghilang.
Poster wajahnya terpampang di seluruh Tehran. Namanya dibisikkan di kalangan militer seperti cerita hantu. Tapi dia sudah pergi. Beberapa orang mengatakan dia melarikan diri melalui pegunungan. Yang lain percaya Mossad membawanya keluar dengan penyamaran yang sangat rahasia.
Apapun kebenarannya, satu hal yang pasti:
Kathrine Pérez Sheked mengubah permainan. Tanpa peluru, tanpa bom — hanya kecantikan, kecerdasan, dan keberanian — dia membantu mengungkap rahasia paling dijaga Iran.
Iran menyebutnya "pelanggaran intelijen manusia paling menghancurkan dalam sejarahnya."
Dan dunia? Dunia tidak akan pernah melupakan wanita yang masuk ke Iran... dan menghancurkannya dari dalam.
Langganan:
Postingan (Atom)