Rabu, 08 Januari 2020

Mengapa Fathatain Selalu Diikuti Alif ?

Bismillah..

Sering kita dapati di akhiran kata yang berharakat fathah itu ada alif yang menyertainya. Misalnya ketika kita baca AlQur'an 

وَالْجِبَالَ اَوْتَادًا
وَخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًا
 (Qs An-naba [78]: 6-8)

Sedangkan pada harakat selain fathatain yaitu dhommatain dan kasrotain tidak ada tambahan huruf maad yang sesuai dengan harakatnya masing-masing (yaitu wawu untuk dhommatain dan ya' untuk kasrotain)

Mengapa demikian?

Pertama-tama perlu diketahui bahwa kebanyakan orang arab jika berbicara seringkali mensukunkan akhir katanya. Tujuannya adalah untuk meringankan bacaan karena mereka butuh cepat untuk berbicara, berinteraksi sehingga setiap akhiran itu disukun semua.

Dhommah dan kasroh adalah dua harakat berat. Jika disukunkan maka akan meringankan. Sebaliknya, jika ditambahkan huruf maad di akhirnya malah menambah berat pengucapannya. Adapun fathah dia bahkan lebih ringan dari harakat sukun sehingga tidak perlu disukunkan. Maka, khusus untuk kondisi nashob dengan tanda fathatain, diberi tambahan alif agar fathah tetap terbaca, tidak di hilangkan.

Maka ini adalah koreksi juga untuk sebagian ikhwah yang mengucapkan "Jazaakumullahu khair" yang tepat, adalah "Jazaakumullahu khairaa' karena khaira diberikan alif pada akhir katanya.

جَزَاكُمُ الله خَيْرًا

Dan kita dapati juga ketika membaca alqur'an menurut hukum tajwid saat kita bermaksud mewaqofkan kata yang berharakat fathatain maka dibacanya malah lebih panjang 2 harakat, tidak seperti harakat lain yaitu dhommah dan kasroh yang cukup disukunkan saja. Seperti pada kedua ayat diatas, maka kita baca: "wal jibaala autaadaa.. wa kholaqnaakum azwaajaa.."

Mengapa Hamzah (ء) dan Ta' Marbuthoh (ة) Yang Berharakat Fathatain Tidak Diberi Alif Di akhir Katanya؟


🔰 *Alif di Akhir  Hamzah Dengan Fathatain*  

Jika sebelum hamzah ada huruf alif seperti [ ابْتِدَاءٌ, سَمَاءٌ, مَاءٌ]  atau hamzahnya ditulis diatas alif seperti [بِنَأٌ, خَطَأٌ, مُبْتَدَأٌ] maka tidak perlu lagi alif ketika nashob karena tidak bagus atau tidak enak lihat ada alif berturut-turut dalam satu kata, apalagi di akhir kata. Maka untuk hamzah ini dia tidak diberi alif adalah karena alasan penulisan, tidak enak dilihat ketika dalam penulisan.

Selain dari dua kondisi diatas, alif tetap ditulis ketika berharakat fathatain misalnya [سُوْءًا, شَيْءًا, جُزْءًا, بَدَءًا]. 


🔰 *Alif di Akhir Ta' Marbuthoh Dengan Fathatain*

Jika pada hamzah tadi alasan tidak diberi alif adalah alasan penulisan, maka jika pada ta' marbuthoh ada alasan pengucapan. Ta' marbuthoh tidak diberikan alif setelahnya ketika berharakat fathatain adalah untuk membedakan antara ta' marbuthoh dengan ta' asli (ta' maftuuhah). 

Misalnya: [رَأَيْتُ مُسْلِمَةً] ketika di waqofkan, kita membacanyna [رَأَيْتُ مُسْلِمَهْ]. Maka ta' marbuthohnya berubah pengucapannya menjadi ha'. Kita tidak membacanya [رَأَيْتُ مُسْلِمَةَ] karena nanti akan terjadi iltibas (rancu)  dengan [رَأَيْتُ مُسْلِمَتَ]. 

(Sumber : Mamnu' minash shorf hal 25-27) 

Ditulis oleh : Ummu Maryam

••••✿❁✿•••✿❁✿•••••

*Broadcasted by : KOIN ARAB*
_KOsakata & INformasi bahasa Arab_

*_Menuju Indonesia Melek Bahasa Arab (MIMBAR)_* 

🌐  Website : www.koinarab.id 
🌐  Telegram (TG) Channel  : t.me/KoinArab 

🤝  Grup Materi Whatsapp Ikhwan di Untuk grup baru, silahkan klik 
 
👉 Ingin bertanya & diskusi ? Silahkan hubungi admin untuk  masuk ke grup Diskusi Koin Arab di no sbb : 

📲  TG/WA   0812-2025-2167 / 0812-1964-1324 (ikhwan)
📲  TG/WA   +62 896-3662-4984 (akhowat)

💸 Donasi operasional Koin Arab
💎 BSM : 7044-217-257

Ayo sebarkan agar Indonesia makin melek Bahasa Arab !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar