Minggu, 26 Januari 2020

FIR'AUN DAN ABRAHAH

China mengunci puluhan kota, transportasi dihentikan, bandara ditutup.
Ribuan orang antre di rumah sakit berharap mendapatkan obat. Sementara video yang beredar, orang-orang berjatuhan di jalanan, yang oleh media Barat wilayah itu bak 'kota zombie'.

Penyebabnya hanya satu Virus, yang  bentuknya hanya bisa ditilik menggunakan mikroskop elektron yang lebih canggih daripada mikroskop cahaya, Saking kecilnya.
Tapi bayangkan, virus bisa meneror negara besar yang kini seolah bertekuk lutut di muka dunia.

Wabah virus dan kedigdayaan China ini,  mengingatkan kita tentang sejarah Kaum *Fir'aun* sang pembangkang, dan *Abrahah* Sang Pasukan Bergajah.

Kurang membangkang apa lagi Kaum Fir'aun kepada Nabi Musa. Mereka yang di akhir ocehannya mengatakan, "Bukti apapun yang kau bawa untuk menyihir kami, kami tidak akan pernah beriman kepadamu." (QS: Al-A'raf : 132)

Kaum ini mendapat serangan hanya dari belalang dan kutu (QS Al-A'raf : 133),

setelah sebelumnya memohon pertolongan dari adzab angin topan kepada Nabi Musa, lalu membangkang lagi.
Mereka akhirnya meminta doa Nabi Musa kembali, lalu membangkang yang kesekian kali, hingga akhirnya binasa oleh gulungan ombak laut merah. (Tafsir At-Thabari 13/64)

 *Pasukan Abrahah* tidak kalah tragis. Mereka sengaja membariskan gajah sebagai simbol kekuatan. Tapi sebelum menginjak ka'bah sebagai sasarannya, mereka lumat hanya oleh pasukan burung. (QS. Al-Fiil : 1-5)

Belalang, kutu, burung, hewan-hewan  adalah peringatan dari Allah untuk kaum berikutnya,
Yang dipakai di dalam Al-Qur'an memang nama belalang, kutu, dan burung. Tapi setelah manusia memukan virus, Allah Maha Berkuasa untuk memakai makhluk-Nya yang lebih kecil sebagai gambaran betapa hebatnya dan kuatnya adzab Allah, sementara sekaligus menunjukkan betapa lemahnya manusia.

Sekarang, di depan mata dipertonkan pada kita semua, China –yang raksasa Asia paling ditakuti—itu galau hanya karena sebuah hewan kecil ciptaan Allah. Mungkin ini pelajaran bagi manusia, bahwa kita perlu bukti bahkan makhluk kecilpun menjadikan kita percaya bahwa adzab itu ada. Jadi tak ada lagi alasan meremehkan Allah dan merasa aman dari bala tentara-Nya.*

 _Mahasiswa Al Azhar, Mesir_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar