Pertarungan Pilkada DKI Jakarta sedang berlangsung. Masing-masing kandidat calon sudah saling mengeluarkan jurus-jurusnya. Tidak ketinggalan para pendukungnya menawarkan kelebihan pasangan yang disusungnya.
Ditengah berkecamuknya pertempuran itu, ternyata belum banyak kader yg terlibat mengambil peran. Program pemenangan masih digerakkan oleh sebagian kader saja. Sebagian yang lain masih sunyi dari aktivitas. Enggan bergabung, mager (malas gerak) dan berada di tepian. Mereka inilah yang disebut dengan ‘mukhollafun’.
Mukhollaf atau mukhollafun adalah mereka yang tertinggal, mereka tidak mau terlibat dalam aktivitas da’wah. Tidak mau mengambil peran. Tidak mau menjadi bagian dari gerakan da’wah. Golongan mukhollafun selalu ada dalam setiap fase perjuangan.
Golongan mukhollafun dipaparkan oleh Allah SWT dalam surat Al Fath. Surat yang sepaket dengan surat sebelum dan sesudahnya ini banyak menceritakan tentang peristiwa hudaibiyah.
Alasan pertama adalah: Alasan Aqidi.
Allah SWT menjelaskan alasan golongan mukhollafun di dalam alqur’an surat alfath ayat 11 dan 12. Mereka menyampaikan alasan ketertinggalan mereka berangkat ke Hudaibiyah adalah karena sibuk mencari harta dan mengurus keluarga. Tidak mau beraktivitas dalam da’wah karena kesibukan mengurus pekerjaan, perniagaan, bisnis dan keluarga.
Selain itu mereka juga suudzhon kepada Allah (ayat 6 & 12). Mereka berprasangka kepada Allah. Orang-orang yang beriman pun bisa mengalami suudzhon kepada Allah. Ada pertanyaan-pertanyaan yang menggelayut dalam fikirannya.
Mengapa da’wah sudah lama, kok tidak menang-menang juga? mengapa begini? Mengapa begitu? Dan sederet prasangka lainnya. Dan dampak yang dikhawatirkan dari prasangka buruk itu pada ujungnya adalah ‘alaihim daairotussau’… (mereka mendapatkan kebinasaan yang amat buruk…).
Alasan kedua adalah: Alasan Fikri
Orientasi kerja da’wahnya adalah materi (ayat 15). Apa yang difikirkannya adalah keuntungan materi. Nanti dapat apa. Orientasi ghonimah. Semangat bekerja karena adanya kejelasan ghonimah. Ketika tidak ada ghonimah lantas tidak semangat lagi. Golongan seperti inilah yang pada akhirnya kehilangan ‘ruh’. Mabitnya kehilangan ruh. Pertemuan pekanannya kehilangan ruh.
Ketika mereka dilarang oleh Allah untuk ikut dalam perang khaibar karena tidak ikut dalam hudaibiyah, mereka malah menuduh sahabat dengki terhadap mereka dan menuduh tidak mau bagi-bagi ghonimah.
Para mukhollafun masih dikatakan lebih baik ketimbang ‘Qoidun’. Mukhollafun masih mau mengakui kesalahannya. Masih menyadari bahwa yang dilakukannya adalah salah. Berbeda dengan qoidun, mereka tidak mengakui kesalahannya. Bahkan mencari pembenaran.
Golongan mukhollafun masih memiliki kesadaran diri. Mengakui bahwa keadaan yang dialaminya bukan karena jama’ah, tapi karena keadaan dirinya sendiri.
PERAN QIYADAH
Qiyadah harus memberikan ketauladanan (qudwah). Meningkatkan kualitas ruhiyahnya dengan senantiasa berdekatan dengan alqur’an (ta’amul qur’an). Jika para a’dho tidak bergegas dalam melaksanakan kewajibannya, maka para qiyadah harus bercermin diri. Mengajak rekan terdekat untuk berdiskusi mencari tahu penyebab yang terjadi.
Rasulullah pernah meminta pendapat kepada isterinya, Ummu Salamah, perihal para shahabat yang tidak bergegas melaksanakan perintah menyembelih hewan qurban dan mencukur rambut pasca perjanjian hudaibiyah ditanda tangani. Sebagian sahabat masih kecewa dengan butir-butir perjanjian hudaibiyah yang dianggap merugikan kaum muslimin. Kekecewaan itu membuat mereka malas bergerak (mager).
Ummu Salamah berkata, “Ya Rasulullah, apakah anda menginginkan hal itu dilakukan? Keluarlah dahulu, jangan bicara sepatah katapun sampai anda selesai menyembelih unta dan mencukur rambut anda sendiri”. Rasulullah kemudian keluar tanpa berkata-kata dan melaksanakan semuanya, menyembelih unta dan mencukur rambut. Melihat hal itu, para sahabat bergegas berdiri dan melaksanakan apa yang dilakukan oleh Rasulullah.
Inilah qudwah.
Saat instruksi tak lagi sekuat besi.
Saat i’lanat tak lagi menyengat.
Maka katauladanan adalah solusi.
Selesai...
=============================== >>>>>>>>>>>>>>> ==================
DAHSYATNYA SURAT AL- IKHLAS
Rasulullah Muhammad SAW pada suatu ketika bersabda :
- ”Demi Allah yang jiwaku di GenggamanNYA,sesungguhnya :
- QUL HUWALLAHU AHAD itu tertulis di sayap Malaikat Jibril.
- ALLAHHUS SOMAD itu tertulis disayap Malaikat Mikail.
- LAMYALID WALAM YUULAD tertulis pada, sayap Malaikat Izra'il ,
- WALAM YAKULLAHU KUFUWAN AHAD tertulis pada sayap Malaikat Israfil "
Berkata Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda:
- Ketika saya {Rasulullah SAW} Isra’ ke langit, saya melihat Arasy di atas 360,000 pilar dan jarak jauh
- Antara satu pilar ke satu pilar yang lain ialah 300,000 tahun perjalanan.
- Pada tiap-tiap pilar itu terdapat padang pasir yang jumlahnya 12,000 dan luasnya setiap satu padang itu seluas dari Timur hingga ke Barat.
- Pada setiap padang itu terdapat 80,000 Malaikat yang mana kesemuanya membaca surat Al-Ikhlas.
Setelah mereka selesai membaca Surah tersebut maka berkata mereka :
- ”Wahai Tuhan kami, sesungguhnya pahala dari bacaan ini kami berikan kepada orang yang membaca surah Al-Ikhlas baik lelaki maupun perempuan.”.
- Riwayat Anas bin Malik juga merekam kisah berkaitan surat Al-Ikhlas. Suatu ketika 70.000 Malaikat diutus datang kepada seorang sahabat di Madinah yang meninggal.
- Kedatangan para Malaikat itu hingga meredupkan cahaya matahari. 70.000 Malaikat itu diutus hanya karena almarhum sering membaca surat ini. Anas bin Malik yang saat itu bersama Nabi Muhammad SAW di
- Tabuk merasakan cahaya matahari redup tidak seperti biasanya dan Malaikat Jibril datang kepada
- Nabi untuk memberitakan kejadian yang sedang terjadi di Madinah.
Rasulullah S.A.W bersabda :
Barangsiapa membaca surah Al-Ikhlas sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka tubuhnya tidak akan membusuk didalam kuburnya, akan selamat dia dari kesempitan kuburnya dan para Malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi Titian Siratul Mustaqim lalu menuju ke Surga. (HR Qurthuby).
Ya Allah, jadikanlah kami yang mengucapkan "SUBHANALLAH"
menjadi manusia sehat,bermanfaat
dan wafat dalam keadaan HUSNUL KHATIMAH
Aamiin ya Rabbal'alamiin😂
Tidak ada komentar:
Posting Komentar