Senin, 05 Juli 2021

Surat Al-Munafiqun

 

 

1. Mengenal Surah secara Umum

a. Waktu turunnya surah

b. Sababunnuzul

c. Tema dan sasarannya

d. Methode penyampaian pesan

 

2. Tafsir Tahliliy

Berisi tentang:

a. Pengertian nifak menurut bahasa dan istilah

b. Macam-macam nifak dan penyikapannya

c. Tempat tumbuhnya nifak dan penyebabnya

d. Kumpulan ayat yang membicarakan tentang kemunafikan serta ayat-ayat lain yang membahasnya

e. Cara-cara orang munafik mempermainkan agama Allah, serta penggunaannya oleh setiap orang yang memusuhi Allah, rasul-Nya dan orang-orang beriman di zaman sekarang

f. Cara efektif menghindari kemunafikan

 

تَارِيْخُ النُّزُوْلِ

3. Sejarah Turunnya Surat

a. Surat ini terdiri atas 11 ayat

b. Termasuk surat-surat Madaniyah

c. Diturunkan setelah surat Al-Hajj

d. Munculnya golongan munafikun setelah Rasulullah SAW berada di Madinah

e. Di Mekkah tidak ada orang munafik karena orang-orang yang tidak setuju dengan dakwah dengan leluasa tanpa rasa takut untuk menunjukkannya

f. Sedangkan di Madinah, terdapat orang-orang yang tidak setuju dengan dakwah tapi posisinya lemah, sehingga muncullah kemunafikan

 

سَبَبُ النُّزُوْلِ

4.1 Sebab Turunnya Surat versi 1

Abdullah bin Ubay bin Salul biasa kalau Rasul sedang khutbah maka ia berdiri untuk menyampaikan himbauan agar mengikuti dan mendukung Rasul. Setelah Perang Uhud, umat Islam mengetahui hakikat dirinya, sehingga ketika ia berdiri serta merta disurah duduk kembali dan diminta diam. 

Ia marah lalu keluar masjid. Di pintu masjid ia berpapasan dengan sahabat Nabi lainnya yang menanyakan kenapa ia keluar. Maka ia sampaikan bahwa ia diusir. Saat ia dianjurkan untuk datang ke Rasul agar memintakan ampunan kepada Allah untuk dirinya, ia menggelengkan kepalanya (63:5)

 

سَبَبُ النُّزُوْلِ

4.2 Sebab Turunnya Surat versi 2

Terjadi peristiwa di Sumur Muraisi antara pembantu Umar bin Khattab dan salah seorang Anshar. Keduanya mengulurkan timbanya sehingga saling tersangkut dan terjadi perselisihan. Pembantu Umar memukul orang Anshar. Abdullah bin Ubay bin Salul berkomentar bahwa orang Madinah itu ibarat memelihara anak macan.

Ketika kecil nurut, tapi ketika sudah besar menerkam. Kelak kalau sudah sampai Madinah, tentu orang yang mulia (dirinya) akan mengusir orang yang hina (Rasul SAW).

Ucapan ini didengar oleh seorang beliau bernama Zaid bin Arqam. Zaid melaporkan ke Rasul tapi Rasul terus mencek apakah laporan itu karena ada masalah antara Zaid dan si munafik itu, dst. (ceritanya panjang).

Ketika ada yang menganjurkan agar Ibnu Ubay bin Salul itu meminta maaf ke Rasul, ia menggeleng (63:5). Zaid juga dipersalahkan karena melaporkan ke Rasul sampai turun surat ini yang membenarkan apa yang dilaporkan oleh Zaid

 

اَلْمَوْضُوْعُ وَالْمَقَاصِدُ
5. Topik dan Sasarannya

a. Topik surat ini adalah tentang ciri-ciri orang-orang munafik

b. Sasarannya agar kita tidak terjerumus dalam kemunafikan sebagaimana diperingatkan oleh Allah SAW di tiga ayat terakhir surat ini

6. Definisi Nifaq

a. Imam Al Ashfahani menerangkan bahwa an nifaaq diambil dari kata an nafaq artinya jalan tembus.

b. Dalam surat Al An'aam (6) ayat 35 dikatakan:

Dan jika perpalingan mereka (darimu) terasa amat berat bagimu. Maka jika kamu dapat membuat lobang di bumi atau tangga ke langit lalu kamu dapat mendatangkan mukjizat kepada mereka (maka buatlah). Kalau Allah menghendaki, tentu saja Allah menjadikan mereka semua dalam petunjuk, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang jahil

 

7. MUNAFIK

a. Asal katanya: اَلنَّفَقُ (LUBANG DI TANAH)

b. Binatang Yarbu’ punya rumah dengan DUA PINTU à pintu satunya adalah pintu rahasia yang disebut نَافِقَةٌ

 8. Ciri-ciri Munafik di Surat Al-Munafikun

a. Surat ini hanya menyebutkan ciri-ciri orang-orang munafik tanpa disertai  tindakan balas apa yang harus dilakukan oleh orang-orang beriman.

b. Ciri-ciri mereka yang disebutkan di surat ini sangat banyak, sebagaimana saat Allah menyebutkan ciri-ciri mereka di surat lain, tapi mungkin di surat ini lebih banyak lagi

c. Barangkali ini ciri yang menonjol dari munafikin: sisi kata-kata

d. Perhatikan ayat 1, 7 dan 8: قَالُوا, يَقُولُونَ

e. Perhatikan di awal-awal surat Al-Baqarah (ayat 8, 11, 13 dan 14): يَقُولُ, قَالُوا

f. Ayat 2 surat Al-Munafikun juga mengisyaratkan masalah ini, bahkan dalam bentuk yang tegas: SUMPAH

g. Ciri yang menonjol adalah BOHONG

 

كَاذِبُونَ

9. Pembohong

a. Ini ciri yang menonjol sehingga disebutkan pertama kali, seperti yang disebutkan juga di hadits 3 ciri munafiq

b. Bohong karena apa yang dikatakan berbeda dengan apa yang ada di hati mereka dan yang mereka perbuat

c. Ungkapan ayat pertama ini sangat detail dan penuh ke­hati-hatian dengan gambaran yang membangkitkan perhatian

d. Mereka bukan mendustakan risalah Nabi tapi mendustakan ikrar mereka sendiri, bahwa ikrar mereka itu tidak disertai keikhlasan

e. Dalam al-Baqarah ayat 8: وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

 

اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً
10. Menjadikan Sumpah sebagai Perisai

a. Ia mengisyaratkan bahwa sesungguhnya mere­ka mengucapkan sumpah setiap urusan dan kejahatan mereka terungkap, atau diketahui dari mereka bahwa mereka telah melakukan makar dan tipu daya

b. Dinukilkan dari mereka perkataan-perkataan keji dan kotor terhadap orang-orang yang beriman

c. Mereka bersumpah untuk melindungi diri dari akibat-akibat dan konsekuensi-konsekuensi yang tersingkap dari mereka.

d. Sehingga, menjadi­kan sumpah-sumpah mereka perisai dan topeng tempat berlindung, untuk meneruskan makar, desas-desus, dan manuver-manuver mereka bagi orang-orang yang tertipu dan terlena

فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ

11. Menghalangi diri sendiri dan orang lain dari Jalan Allah

a. Mereka menghalangi diri mereka sendiri dan menghalangi orang lain dengan bertopeng kepada sumpah-sumpah yang dusta dan palsu itu

b. Sifat ini disebutkan juga di ayat 5: وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ

c. Disebutkan dua kali untuk memberi penekanan bagaimana mereka suka sekali menghalang-halangi orang beriman dari jalan Allah


آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا

12. Beriman Kemudian Kafir

a. Jadi mereka sebetulnya rnengenal iman, namun mereka lebih rnemilih kembali kepada kekufuran.

b. Hati yang rnemiliki pemahaman, perasaan, kehidupan, dan telah mengenal iman seperti itu tidak mungkin memilih kembali kepada kekafiran

 

لَا يَفْقَهُونَ (2x)

13. Tidak Memahami

a. Siapa yang mau melakukan iman lalu kafir?

b. Hanya orang-orang buta dan tidak bersyukur serta hasad saja yang mau melakukannya.

c. Mereka adalah orang yang tidak mengenal dan tidak merasakan perbedaan yang jauh di antara kedua hakikat itu!

d. Ketidakfahaman munafikin akan hakikat iman ini disebutkan juga di ayat 7

 

إِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ  

14. Tampilannya Mengagumkan

a. Jadi jasad-jasad (tampilan) mereka sangat menakjubkan.

b. Namun, mereka bukanlah orang-orang yang dapat berinteraksi baik.

c. Karenanya, selama mereka masih diam, maka jasad-jasad mereka menakjubkan.

 

إِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ

15. Bicaranya Memukau

Namun, jika mereka berbicara, meski bisa memukau orang lain, tapi akan nyatalah bahwa mereka kosong

a. dari segala makna dan nilai,

b. dari segala perasaan, dan

c. dari segala pikiran

 

 كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ

16. Laksana Kayu yang Bersandar

a. Namun, kayu itu bukan hanya kayu biasa.

b. Tetapi, kayu yang tersandar, tidak ada gerakannya sama sekali.

c. Ia tersandar di samping dinding.

d. Sikap jumud yang tertidur ini dan dingin ini, menggambarkan dari sisi pemahaman ruh-ruh mereka, bila masih memiliki ruh

 

  يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ

17. Paranoid

a. Kondisi kekhawatiran, kengerian, ketakutan, keterkejutan, dan keguncangan yang terus-menerus

b. Mereka menyadari bahwa sesungguhnya mereka adalah orang-orang munafik yang tersembunyi dan tertutup dengan tirai yang tipis, yaitu memamerkan diri, bersumpah, menjilat, dan menyimpang.

c. Setiap waktu mereka selalu khawatir aib mereka terbuka dan tirai mereka tersingkap

d. Mereka selalu khawatir terhadap setiap gerakan, setiap suara, dan setiap bisikan.

e. Mereka selalu berasumsi buruk bahwa sasaran semua itu tertuju untuk mencari mereka dan bahwa hakikat diri mereka telah diketahui.

 

 (هُمُ الْعَدُوُّ)

18. Musuh yang Sebenarnya

a. Dengan kedua sikap itu, mereka menjadi musuh pertama bagi Rasulullah dan orang-orang yang beriman

b. Mereka itulah musuh yang sejati, yaitu musuh dalam selimut.

c. Mereka bersembunyi di dalam barisan pasukan, dan mereka lebih berbahaya dari pada musuh eksternal yang terang-terangan

 

(فَاحْذَرْهُمْ)

19. Waspada

a. Namun, Rasulullah di sini belum diperintahkan untuk memerangi mereka.

b. Maka, Rasulullah mengambil langkah kebijakan lain terhadap mereka yang di dalamnya terkandung hikmah, keluasan, dan keyakinan atas keselamatan beliau dan orang-orang yang beriman dari tipu daya mereka.

 

 (قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ)

20. Kebinasaan Munafikin

a. Allah pasti mengejar dan membinasakan mereka ke mana pun mereka kembali dan ke arab mana pun mereka pergi.

b. Doa ini dari Allah dan kandungan doa ini pasti terlaksana.

c. Ia merupakan ketentuan yang pasti ter-jadi.

d. Tidak ada satu pun yang mampu menolaknya atau tidak ada sesuatu pun yang mampu menolaknya.

e. Inilah yang pasti berlaku pad a akhir perjalanan manuver mereka

 

إِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا رُءُوسَهُمْ

21. Tidak Menyambut Seruan

a. Bila mereka telah mengetahui bahwa sesungguhnya perkataan mereka itu telah sampai kepada Rasulullah, mereka malah berpaling, condong kepada dusta, congkak, dan bersumpah dengan sumpah-sumpah pembenaran sebagai tameng dan perisai mereka

b. Mereka berpaling hila seseorang berkata kepada mereka, “.... Marilah (beriman) agar Rasulullah memintakan ampunan  bagimu ..... “

c. Mereka merasa dalam keadaan aman dari pertemuan dan berhadapan dengan Rasulullah, " ... Mereka membuang muka mereka ..... "

 

هُمْ مُسْتَكْبِرُونَ

22. Sombong

a. Mereka melakukan itu karena merasa tinggi hati dan sombong

b. Dua sifat ini merupakan dua sifat yang saling berkaitan dalam diri orang-orang munafik

c. Walaupun, kadangkala dua sifat ini hanya timbul dari orang-orang yang memiliki kedudukan dan pusat kekuataan dalam kaumnya.

d. Namun, pribadi-pribadi mereka sendiri adalah pribadi-pribadi yang sangat lemah dan tidak berani berhadapan langsung dan melawanan

 

23. Sama Saja Sikap Mereka

"Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. "(al-Munafiqun: 6)

 

هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا

24. Seruan Boikot

a. Pernyataan ini adalah pernyataan yang menjelaskan tentang keburukan tabiat dan kejahatan perilaku

b. Ia merupakan langkah pemboikotan dan pelaparan yang menampakkan bahwa musuh-musuh kebenaran dan keimanan selalu saling menopang dan mendukung meskipun berbeda zaman dan tempat (misal: pemboikotan Quraisy kepada Bani Hasyim), dalam memerangi akidah dan menyerang agama Islam

c. Hal itu dikarenakan kebodohan dan kehinaan perasaan mereka sehingga menyangka bahwa seteguk air kehidupan ini adalah segalanya, lalu mereka mesti memerangi orang-orang yang beriman.

 

25. Kekayaan itu Milik Allah

a. Dari perbendaharaan Allah yang ada di langit dan di bumi itulah, orang-orang yang berusaha menghalangi dan memboikot rezeki orang-orang yang beriman, mendapatkan rezeki

b. Jadi, bukanlah mereka yang menciptakan rezeki mereka sendiri.

c. Oleh karena itu, alangkah bodoh dan rendahnya pemahaman mereka ketika mereka berusaha memotong rezeki dari orang lain.

 

 

يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ

26. Merasa Lebih Mulia

a. Kita telah menyaksikan bagaimana Abdullah anak dari Abdullah bin Ubay bin Salul mewujudkan hal itu

b. Sehingga, orang yang lebih hina tidak diizinkan masuk Madinah melainkan dengan izin orang yang lebih perkasa

c. Allah memasukkan Rasulullah dan orang-orang yang beriman ke dalam pihak-Nya dan melindungi mereka dengan kekuasaan-Nya Itu merupakan kemuliaan yang tidak akan diberikan oleh selain Allah

 

لَا يَعْلَمُونَ

27. Bodoh

a. Bagaimana mereka bisa tahu, sedangkan mereka tidak merasakan keperkasaan itu dan tidak berhubungan dengan sumbernya yang murni.

 

28. Peringatan bagi Mu’minin

3 ayat terakhir (9 – 11) Allah memberikan peringatan kepada orang-orang beriman agar tidak terjebak kepada perilaku munafikin

 

29. Anak dan Istri

a. Harta benda dan anak-anak adalah faktor-faktor yang sering melalaikan orang dan menyibukkannya bila hati tidak selalu waspada dan mengetahui puncak tujuan dari keberadaannya.

b. Juga bila hati tidak menyadari bahwa sesungguhnya ia memiliki target yang tinggi yang sesuai dengan kualitas makhluk yang diciptakan oleh Allah dan ditiupkan kepadanya ruh ciptaan-Nya.

c. Ruh ciptaan-Nya tersebut selalu menyemangati manusia untuk mencapai dan mewujudkan sifat-sifat Ilahiah dalam batasan kemampuannya sebagai manusia

 

30. Tarbiyah Qur’aniyah

a. Sesungguhnya ayat itu mengandung sentuhan-sentuhan yang bermacam-macam dalam ayat yang satu.

b. Ia dipaparkan pada tempatnya yang pas sete-lah pemaparan tcntang karakter-karakter orang-orang munafik dan makar tipu daya mereka terhadap orang-orang yang beriman.

c. Juga dipaparkan perlindungan orang-orang yang beriman dalam barisan Allah yang menjaga mereka dari makar dan tipu daya orang-orang munafik

d. Oleh karena itu, sepantasnyalah mereka menunaikan segala kewajiban dan tuntutan iman.

e. Juga diperingatkan agar mereka jangan sampai lalai dari berzikir kepada Allah karena Dialah Sumber dari keamanan dan ketenangan.

f. Demikianlah Allah mendidik orang-orang yang beriman dengan Al-Qur'an yang mulia ini

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar